Vrydag 12 April 2013

kelemahan dan kelebihan desentralisasi

Ketika kita berbicara kelemahan dan kelebihan  dalam pelaksanaan otonomi daerah (Disentralisasi) daerah maka yang terbayang di depan mata kita adalah:Namun yang jelas kelemahan sistem disentralisasi adalah pertama;permasalahan keterlambatan di terbitkanya PP tentang pembagian urusan.Kedua;masih engan dan setengah hati pemerintah dalam mendelegasikan kewenangan kepada daerah, hal ini terlihat dari masih adanya balai pelaksanaan teknis pusat di daerah yang di bentuk oleh departemen teknis, pelaksanaan pembiayaanya bersumber dari pusat yang konsekuensinya berkurang inovasi dan kreatifitas di daerah dalam melaksanakan ke wenanganya. Ketiga;sistem hukum dan pembuktian terbalik masih absurd atau kabur sehinga muncul keraguan satuan kerja dalam melaksanakan program atau kegiatan di daerah. Keempat;adalah Belum optimalnya pengelolahan sumber daya yang berakibat pada rendahnya PAD, hal ini berimplikasi pada rendahnya Rasio PAD terhadap APBD. Kelima;belum optimalnya penerapan sangsi dan penghargaan bagi sumber daya manusia aparatur di daerah.
Keenam; pemekaran yang semakin terus berlanjut di daerah ini adalah ego bagaimana berbagi bagi kekuasaan atau orang tidak mendapat bagian kekuasaan di daerah mencoba memekarkan daerah yang akan menghabiskan APBN negara. Ketujuh; Korupsi pemindahan ladang korupsi dari pusat kedaerah. Kedelapan; konflik vertikel dan herizontan, misalnya dalam pelaksanaan pilkada .
Ketujuh;Kelemahan sistem disentralisasi adalah munculnya pilkada langsung yang banyak menghabiskan dana dan rawan konflik. Ongkos yang di bayar untuk pilkada (Ongkos Demokrasi) sangat mahal di Indonesia adalah konsekuensi pelaksanaan ot onomi daerah. Artinya adalah, Bensin demokrasi tidak sejalan dengan janji kesejahteraaan ternyata hari ini  rakyat tetap berada di bawah garis kemiskinan, bayangkan 50 triliun untuk pilkada di Indonesia ini memang gila yang benar aja. Kalau di belikan beras berapa ton Allahualam Bissawwab.
Fenomena yang dapat  kita analisa di Indonesia hampir setiap hari berlangsung pilkada Setahun terdiri dari 360 hari, sedangkan jumlah daerah kabupaten /kota sekitar 400 dan 33 Propinsi. Sementara Sumatera Barat dari tingkat II dan tingkat I punya 400 nagari yang di pimpin oleh wali nagari. Artinya adalah hampir 2-3 daerah melaksanakan Pilkada serentak dalam satu hari ”dikutip dari wartawan senior Marthias Pandoe”.
Pengalaman rezim Orde Baru dengan pendekatan sentralisasinya memperlihatkan bahwa pendekatan ini memang mampu menstabilkan kondisi politik, osial, dan ekonomi secara cepat, tapi ternyata ini rapuh dalam jangka panjang tidak mampu membendung gejolak, karena itu muncul kemudian desakan kepada pemerintah pusat agar manajemen pemerintahan di kelaola dengan sistem disentralisasi dan memperluas otonomi daerah pemrintah daerah yang kuat.
Otonomi adalah kebutuhan yang sulit di hindari untuk negeri seperti Indonesia yang mempunyai wilayah luas, penduduk, pulau terbanyak dan etnis yang banyak, 203 juta jiwa dengan latar belakang sosial yang berbeda, dengan sangat mungkin dalam jangka pendek, menegah kebijakan disentralisasi dan otonomi daerah akan menimbulkan gejolak, tetapi dalam jangka panjang  otonomi daerah dapat menstabilkan kondisi politik, sosial, dan ekonomi.
Tidak mengherankan jika di samping mendapat dukungan kuat masih banyak yang melihat kebijakan otonomi daerah adalah sebagai “ancaman, tantangan, hambatan, terhadap NKRI”, pertanyaannya apakah pemerintah mampu mengontrol agar gejolak yang pasti itu tidak sampai meruntuhkan bangunan negara ini, salah satu yang di takuti adalah birokrat yang melaksanakan otonomi daerah saat ini juga adalah mereka yang sebelumnya yang menjadi pelaksanaan pemerintah sentralistik yang sarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Selama tiga dekade aparat pemerintah termasuk polisi lebih peduli melayani kepentingan eksekutif untuk mempertahankan kekuasaanya dari pada publik. Meskipun ancaman meletupnya gejolak tidak boleh diabaikan begitu saja, tetapi ancaman yang lebih besar akan muncul jika kita menutup kesempatan untuk berotonomi daerah.
·       Kelebihan Disentralisasi
Indonesia sebagai sebuah negara-bangsa akan kuat bila dibangun di atas sistem yang kongruen, keterkaitan secara sistemik antara komponen-komponen yang berada di dalamnya, termasuk hubungan antara pusat dan daerah.
Dalam hal ini kelebihan sistem disentralisasi dapat di simpulkan Pertama  disentralisasi, adalah konsep untuk memperkuat kongruensi ini, di mana Indonesiadibangun secara kokoh dari kemajemukan daerah dan suku-bangsanya.
Kedua disentralisasi, adalah konsep untuk membuat pembangunan daerah lebih baik, rakyatnya lebih sejahtera, dan karena itu kemudian diharapkan akan semakin memperkuat negarabangsa Indonesia itu sendiri.
ketiga disentalisasi, adalah konsep untuk mencegah separatisme, dan karena itu sukses Otonomi daerah pada gilirannya diharapkan memperkuat negara-nangsa Indonesia.
Keempat disentralisasi, dibangun dalam konteks demokrasi, dan harus memperkuat demokrasi itu sendiri. Sudah sekitar satu windu otonomi daerah digelindingkan, dan sampai hari ini masih banyak yang meragukan apakah otonomi daerah dapat memperkuat Indonesia sebagai sebuah negara-bangsa.
Sesunguhnya ketika kita berbicara Otonomi Daerah (OTODA) Dentralisasi dan pilkada siapa yang tidak kenal dengan istilah ini bahkan anak SD sudah mengetahuinya bahasa pilkada dan otda. Adapun yang menjadi pertanyaan oleh kita bersama adalah; kenapa kita harus Otonomi daerah dan Pilkada?
Adalah kerena yang pertama; wilayah kita sangat luas dari sabang sampai meroke. Kedua; wilayah NKRI berbentuk kepulauan, kalau sentralisasi di paksakan maka pemerintah tidak berjalan dengan baik. Ketiga; Banyak wilayah NKRI terletak di daerah terpencil (Remote Area).
kelima; kelebihan disentalisasi adalah mampu memperkuat persatuan dan kesatuan , karena Indonesia hari ini Penduduk Negara Republik Indonesia terbesar nomor empat di dunia.
keenam; disentalisasi salah satu kelebihanya adalah dapat menghargai kearifan lokal atau variasi local terbukti  penduduk Indonesia yang multikultural 10.64 etnis di Indonesia. Nah ini lah yang barangkali melatarbelakangi kita mengapa harus Pilkada dan Otda?.
Dalam pelaksanaan Otonomi daerah kita melihat masih terjadi Kegamangan dalam pelaksanaan Otda. ”Pusat mengklaim daerah kebablasan sementara daerah mengklaim pusat setengah hati” Otonomi kita adalah hanya di Kabupaten sementara di Propinsi tidak, sebab pusat masih takut setengah hati (ekor di pegang kepala di lepas).
Sekedar mencontohkan banyaknya terjadi korupsi di daerah bahkan seorang Bupati tidak lagi segan dengan seorang presiden. Kendala Otoda selanjutnya adalah, daerah masih belum mandiri, ini terbukti ketika Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah atau subsidi di berhentikan maka pemerintah daerah baik kota maupun kabupaten akan ‘mencret’ adalah kerena, daerah belum mandiri dalam mengenjot dana APBD, belum kreatif meningkatkan anggaran pendapatan belanja daerah artinya masih tergantung kepada pemerintah pusat.
Bahkan angaran untuk membayar angota dewan saja tidak cukup angaran daerah menangungnya. Artinya adalah Otda kurang mampu menjadikan daerah mandiri dalam angaran belanja. Kelemahan Otoda sampai hari ini berhubungan dengan kewenangan. Artinya kewenangan antara pusat dan daerah dalam pendidikan juga belum jelas, masih abu abu contoh sederhananya adalah yang menjadi kewenangan daerah kabupaten adalah SD, SMP ini di urus oleh kabupaten kota, akan tetapi SMA dan perguruan tinggi di urus oleh pemerintah propinsi nah ini yang barangkali sampai hari ini belum jelas.
Namun Yang jelas berbicara pilkada Indonesia, kita dalam kemajuan demokrasi negara  yang paling meroket demokrasinya di Asia. Ternyata Indonesia adalah negara yang memiliki demokrasi (Political High) dibandingkan dengan bangsa lain. Kita di puji oleh negara maju dalam perkembangan demokrasi yang berjalan dengan cepat.
Nah konflik dalam pelasanaan pilkada, adalah bagian dari warna warni demokrasi dan wajar saja,  tapi boleh di bilang pilkada hampir di seluruh daerah sukses hanya sebagian kecil terjadi konfrontasi dalam bentuk konflik di daerah. Namun yang jelas sedikit lagi kita sukses. Bahkan di daerah konflik seperti Aceh Pilkada berjalan dengan aman, tentram kondusif dan tertib. Pilkada harus kita dukung dan kita harus optimis jangan kita langsung stop pilkada terlalu pesimis.
Kemudian yang menjadi permasalahan menarik di sini adalah; perlukah di lakukan Amandemen UUD 1945 untuk kelima kalinya, untuk memperkuat peraturan  Pilkada dan Otoda? Jawabannya adalah undang undang adalah buatan manusia jadi tidak tertutup kemungkinan untuk berubah sesuai dengan perkembangan zaman. 
Jadi tidak tetutup kemungkinan untuk di rubah, alquran adalah buatan Allah kekal sepanjang zaman. namun yang menjadi persoalan kemudian adalah kadangkala akar permasalahanya tidak lebih dari penggalan pristiwa ”sekedar mencontohkan adalah ketika badan kita panas maka yang terbayang di depan mata kita adalah ini adalah Flue, tanpa pikir panjang langsung kita kasih Bodrex tapi ternyata kita telah terjebak padahal Flue hanya gejala kita lupa ternyata ginjal kita kembuh.”
Pengertian  Disentralisasi
 
  • Pengaturan tentang Hubungan Kekuasaan Pusat dan Daerah.
  • Pengaturan tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah
Desentralisasi adalah sebuah mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang menyangkut pola hubungan antara pemerintah nasional dan pemerintah lokal. Tujuan otonomi daearah membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan domestik, sehingga pemerintah pusat berkesempatan mempelajari, memahami dan merespon berbagai kecenderungan global dan mengambil manfaat dari padanya.Pemerintah hanya berkonsentrasi pada perumusan kebijakan makro nasional yang bersifat strategis.
Mengapa disentralisasi perlu, dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai wahana pendidikan politik di daerah. Untuk memelihara keutuhan negara kesatuan atau integrasi nasional. Untuk mewujudkan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dimulai dari daerah. Untuk memberikan peluang kepada masyarakat utntuk membentuk karir dalam bidang politik dan pemerintahan. Sebagai sarana bagi percepatan pembangunan di daerah. Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Desentralisasi : penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI.
Dekonsentrasi : pelimpahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Essensi Desentrasilasi dan Otonomi Daerah
Kendati tidak dikemukakan secara eksplissit, hampir sebahagian besar Analis sepakat untuk mendefinisikan otonomi daerah sebagai a freedom which is assumed by a local government in both making and implementing its own decisions (Mawhood, 1987). Atau bahkan, dalam beberapa hal, otonomi daerah telah didefinisikan dengan merujuk pada rumusan Konsep Otonomi yang dikemukakan oleh Robert A. Dahl dan Charles E.
Lindblon (1953, yaitu: the absence of immediate and direct control. Lebih jauh, Dahl dan Lindblon mengatakan: an individual’s responses are autonomous or uncontrolled to the extent that no other people can bring about these responses in a definite way. Berbeda dengan definisi otonomi daerah, definisi desentralisasi terlihat lebih bervariasi. Mawhood (1987:4), misalnya, mendefinisikan desentralisasi sebagai the devolution of power from central to local government.
Sementara Rondinelli dan Cheema (1983: 18) mendefinisikan desentralisasi sebagai the transfer of planning, decision making, or administrative authority from central government to its field organisation, local administrative units, semi-autonomous and parastatal organisation, local government, or non-government organisation.
Relatif bervariasinya definisini desentralisasi ini sebenarnya dapat dipahami, karena seperti dikemukakan Diana Conyer (1983: 99), sejak dekade 1970-an, studi  desentralisasi tidak lagi dimonopoli oleh disiplin ilmu politik dan administrasi negara, tetapi telah menjadi objek kajian disiplin ilmu lain, seperti, ilmu ekonomi dan antropologi. Sebagai salah satu konsekwensi logis dari kecenderungan ini, desentralisasi pun telah didefinisikan tidak saja berdasarkan disiplin ilmu, tetapi juga berdasarkan kepentingan dari institusi yang melakukan kajian.
·         Pengertian Otonomi Daerah
Inti dari pelaksanaan otonomi daerah terletak pada hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah, karena hal berikut yang menjadi sangat penting. Pertama pemerintah pusat dituntut agar jujur dan rela melaksanakan UU No 32 Tahun 2004 dan Undang Undang No 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah .
Kedua undang undang tersebut menyentuh pemerintah pusat untuk memberikan sebagian kewenanganya kepada pemerintahan daerah. Namun kita sadari kesulitan yang di hadapi oleh pemerintahan pusat ketika membuat keputusan yang di rasakan adil oleh pemerintahan daerah misalnya dalam alokasi dan, pemerintahan daerah juga perlu sabar dan lebih realitis ketika melakukan tahap tahap pelaksanaaan kedua undang undang tersebut.
Otonomi daerah sudah menggelinding berbarengan dengan reformasi. Ia merupakan terobosan untuk memperkuat Indonesia sebagai sebuah negara bangsa dengan mengakomodasi keragaman daerah. Akomodasi ini bukan untuk memperlemah, tapi sebaliknya, untuk memperkuat Indonesia.
Dalam konteks itu otonomi daerah adalah sistem untuk membuat hubungan kongruen antara pusat dan daerah. Sejauhmana kongruensi ini telah terbangun? Dilihat dari sikap dan perilaku politik warga, otonomi daerah yang sudah berjalan sampai hari ini belum mampu menjembatani kedaerahan dan keindonesiaan.
Hubungan antara kedaerahan dan keindonesiaan masih negatif, dan yang punya sentimen kedaerahan dibanding keindonesiaan masih banyak.  Otonomi daerah belum mampu menyerap keragaman dalam keindonesiaan. Sumber utama dari belum mampunya otonomi daerah menjembatani kedaerahan dan keindonesiaan, belum mampunya menciptakan sistem politik yang kongruen antara pusat dan daerah, adalah kinerja otonomi daerah itu sendiri yang dinilai publik belum banyak menciptakan keadaan lebih baik dibanding sistem pemerintahan yang terpusat sebelumnya.

Donderdag 11 April 2013

TIME MAGAZINE

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Joko Widodo semakin dikenal luas. Tak hanya merembet ke skala nasional, figur Gubernur DKI Jakarta ini juga dikenal sampai ke luar negeri. Ia berbeda dan unik, itulah yang menarik dari sosoknya.
Hari ini, Kamis (11/4/2013), tim liputan majalah Time dari Amerika Serikat melakukan wawancara dengan mantan Wali Kota Surakarta tersebut. Sesi wawancara yang semula digelar pukul 14.30 WIB di ruang kerja Gubernur dilanjutkan ke lapangan. Pasar Menteng Pulo, Kecamatan Menteng Atas, Jakarta Selatan, dipilih menjadi lokasi wawancara sekaligus sesi pengambilan gambar (taping).
Meski akan dimuat di majalah dan dikemas dalam bentuk jurnalisme kisah, pada saat liputan, sebuah kamera video tampak terpasang merekam jalannya wawancara. Dua jurnalis Time bernama Dean Jay Mathew dan Shanta Dwarkasing melakukan tugas jurnalistiknya dengan mewawancarai peraih predikat wali kota terbaik ketiga sedunia dalam World Mayor Project 2012 itu.
Majalah Time meliput profil Jokowi dengan alasan sederhana. Jokowi dinilai unik karena menjadi sosok wirausahawan yang berpolitik dan sukses menjadi seorang pemimpin. Kegemaran Jokowi dalam melakukan kunjungan ke kampung-kampung kumuh atau blusukan kini menjadi ciri khasnya.
"Jokowi berbeda dari pemimpin lokal lain yang pernah saya temui. Ia mengunjungi langsung kampung demi kampung untuk mengetahui permasalahan. Ia sungguh fenomenal," kata Dean saat ditemui di Pasar Menteng Pulo, Kamis sore.
Tak hanya Dean, Shanta juga memiliki penilaian serupa. Menurutnya, Jokowi itu menarik dan perlu untuk dikupas. Ia terkesan oleh sosok Jokowi yang selama 23 tahun menjalani profesi sebagai pengusaha mebel, kemudian loncat dan sukses menjadi seorang pemimpin pemerintahan.
"Kami coba membuat berita feature, bagaimana seorang pebisnis mampu menjadi seorang pemimpin politik lokal," ujar Shanta.
Di Pasar Menteng Pulo, wawancara berlangsung sekitar 20 menit. Meski tak terdengar jelas karena ingin memberi jarak supaya proses wawancara tak terganggu, Jokowi tampak lugas menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan dengan bahasa Inggris.
Seusai wawancara, Jokowi mengajak kedua wartawan Time melihat kondisi pasar. Jokowi mengakhiri kegiatannya dengan membagi-bagikan bahan kebutuhan pokok untuk warga di sekitar pasar.

Woensdag 10 April 2013

HUKUM BISNIS

A.   PENGERTIAN HUKUM BISNIS (Dr.Munir Fuady, S.H.)
Istilah “hukum bisnis” terjemahan dari istilah “bussines law”. Istilah-istilah lainterhadap hukum bisnis tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Hukum Dagang (Sebagai terjemahan dari “Trade Law”).
2.    Hukum Perniagaan (Sebagai terjemahan dari “Commercial Law”).
3.    Hukum Ekonomi (Sebagai terjemahan dari “Economic Law”).
Istilah “hukum dagang” atau “hukum perniagaan” merupakan istilah dengan cakupan yang sangat tradisional dan sangat sempit karena kedua istilah tersebut hanya melingkupi topik-topik yang terdapat dalam Kitab-Kitab Hukum Dagang (KUHD) saja. Padahal begitu banyak topic hukum bisnis yang tidak di atur dalam KUHD misalnya, mengenai perseroan terbatas, kontrak bisnis, pasar modal, merger dan akuisisi, perkreditan, hak atas kekayaan intelektual, perpajakan, bisnis internasional, dll.
Istilah “hukum ekonomi” cakupannya sangat luas, berhubung ada pengertian ekonomi dalam arti makro dan mikro, ekonomi pembangunan dan social, ekonomi manajemen dan akuntansi, dan semuanya hrus dicakup oleh istilah “hukum ekonomi”. Jadi jika dilihat dari segi batasan ruang lingkupnya, maka jika istilah “hukum dagang” ruang lingkupnya sangat sempit dan istilah “hukum ekonomi” ruang lingkupnya sangat luas. Karena itu, memang istilah idealnya adalah “hukum bisnis” itu sendiri.
Pengertian hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya)
Yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industry atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneur dalam resiko tertentu dengan usaha tertentu untuk mendapatkan keuntungan tertentu.
Adapun yang merupakan ruang lingkup dari hukum bisnis, antara lain : kontrak bisnis, jual beli, bentuk-bentuk perusahaan, perusahaan go public dan pasar modal, penanaman modal asing, kepailitan dan likuidasi, perkreditan dan pembiayaan, jaminan hutang, surat berharga, perburuhan, hak atas kekayaan intelektual, anti monopoli, perlindungan konsumen, keagenan dan distribusi, asuransi, perpajakan, penyelesaian sengketa bisnis, bisnis internasional, hukum pengngkutan (darat, laut, udara, multimoda).

Papua New Guinea

The economy of Papua New Guinea maintains strong growth driven by the construction of a $16 billion liquefied natural gas (LNG) project and high government spending. As the LNG project entered its peak development phase in 2012, the economy is seen growing by 7.5%, as forecast earlier. Commodity exports are expected to remain robust as global prices for gold, copper, and a number of agricultural products are high despite declines this year.
Growth is expected to moderate to 4.5% in 2013 as LNG facility construction winds down and on the expectation that crude oil production will fall by 17% next year. These developments will dampen government revenue and spending, as slowing mining and oil operations are expected to drive domestic government revenue, adjusted for inflation, down by 8% between now and 2014. Income from LNG exports will raise government revenues beginning in 2015, but overall revenue growth is nevertheless expected to remain slow over the medium term.
Economic Indicators 2011 - Papua New Guinea  
GDP growth (% change per year) 8.9
CPI (% change per year) 8.7
Fiscal balance (% of GDP) (0.3)
Export growth (% change per year) 27.8
Import growth (% change per year) 84.6
Current account balance (% of GDP) (36.8)
( ) = negative, CPI = consumer price index, GDP = gross domestic product
Sources: ADB. 2012. Asian Development Outlook 2012. Manila; ADB staff estimates; World Bank. 2012. World Development Indicators Online.

Inflation eased to 4.0% year on year in the first quarter of 2012, from 6.9% in the fourth quarter of 2011. For the year as a whole, inflation is now projected to average 6.5%, decelerating more sharply than was projected in the Asian Development Outlook (ADO) 2012 and driven by the kina’s appreciation against the Australian dollar by 31%, and against the US dollar by 27%, since the beginning of 2011. The stronger kina has helped lower prices of imported goods, while monetary policy tightening by the Bank of Papua New Guinea has helped tame domestic inflationary pressures. Next year, inflation is expected to slow further, to 6.0%, as the winding down of construction on the LNG project further reduces demand pressures.
As construction is completed, 8,000 local workers employed on the LNG project will be laid off. Groups representing communities near project construction sites have highlighted the potential for social unrest in the absence of alternative employment. In addition, continued kina appreciation could depress incomes for the large rural population dependent on growing cash crops for export. Tax concessions offered to resource extraction projects reduce government revenue and constrain funding to address the country’s large infrastructure and public service investment shortfalls. These developments carry serious implications for inclusive economic growth.
Official data show a current account deficit equivalent to 1.3% of GDP in the first quarter of 2012. Official figures largely exclude imports of capital equipment for new resource projects. Taking these imports into account, the current account is projected, as in the ADO 2012, to record deficits of about 30% of GDP in 2012 and 2013. Gross foreign exchange reserves have remained equivalent to 11 months of import cover. While current account deficits are generally viewed as indicating unsustainable macroeconomic balances, countries such as Papua New Guinea with substantial overseas liabilities have significant net factor payments, and historical experience shows large current account deficits being sustained with little harm to economic performance.
Source: ADB. 2012. Asian Development Outlook 2012 Update. Manila.

Dinsdag 09 April 2013

China and Australia in currency pact

The Australian dollar has become the third currency, along with the US dollar and the Japanese yen, to trade directly with the Chinese yuan.
The move is seen as a significant step in China's push for a more international role for its currency.
Beijing is trying to promote the yuan as an alternative to the US dollar's role as a global reserve currency.
"The yuan is on its way to becoming fully convertible," said Stuart Oakley, managing director at Nomura.
"This ties in with a trend that we have been observing for a some time. And being fully convertible is a pre-condition to becoming a reserve currency."
Reducing dollar dependence? China is the biggest buyer of Australia's natural resources such as iron ore.
But with no mechanism in place to directly convert between the Australian dollar and the Chinese yuan, the two countries have long used the US dollar as a trading currency.
Indeed, most commodities and commodity futures are priced using the US currency.

Start Quote

There is no international law that dictates that all contracts must be agreed upon in US dollar terms”
Stuart Oakley Nomura
With the new deal coming into effect, there is likely to be an increase in Australian and Chinese firms agreeing prices in either of their currencies.
"There is no international law that dictates that all contracts must be agreed upon in US dollar terms," said Mr Oakley.
"All that the companies have to do is pick up the phone, talk to each other, and decide what currency they want to use."
However, as yet the deal does not pose a threat to the US dollar's dominance, in spite of its intention to indicate China's resolve for a global role for its currency.
"While some contracts may be drawn up in other currencies, international pricing and trade of commodities will continue to be done in US dollar terms," said Michael McCarthy, chief market analyst as CMC Markets in Sydney.
"There is no reason why that would change at this stage."
Reducing costs The deal is, however, expected to reduce the cost for businesses in China and Australia when they deal with each other.
Until now, companies had to first convert their respective home currencies into the US dollar, before exchanging into the yuan or the Australian dollar.
That added an extra layer of currency conversion, which increased their operational costs.
A direct conversion of the two currencies is likely to help firms save those costs.
At the same time, analysts said the agreement may also help further boost bilateral trade between the two countries.
"Once you have directly convertible currencies, it becomes a lot more easier to do trade," said Jonathan Barratt, chief economist at Barratt's Bulletin in Sydney.
Cautious moves? China has been loosening its grip on its currency as part of its attempts to internationalise the yuan.
Last year, it said that it will set up a special business zone in the southern city of Shenzhen to experiment with the yuan's convertibility.
The zone is scheduled to be established over the next eight years, with construction set to start this year.
China also widened the range in which the yuan was allowed to trade against the US dollar, from 0.5% to 1.0% on either side of a daily rate set by the People's Bank of China, the Chinese central bank central bank.
All these moves have raised hopes that the Chinese government intends to press ahead with plans to fully liberalise its currency in the coming years.
However, some analysts said that while the deal indicated that China was pressing ahead with its plans, it was unlikely that Beijing would rush to achieve that goal.
"They will only allow full convertibility of the yuan when they are confident that they have the structures and policies in place to deal with any currency fluctuation and its impact on the Chinese economy," said Mr McCarthy of CMC Markets.

China's March trade deficit may signal key import shift

China has posted a surprise trade deficit in March as imports rose more-than-expected on stronger demand for commodities such as copper and oil.
Analysts said the deficit may signal that domestic demand is picking up and China's attempts to move away from export-led growth were working.
Imports surged 14% from a year earlier. Analysts were expecting a 5% increase.
Exports only rose by 10%, leading to a $884m (£577m) deficit. There was a surplus of $15.3bn in February.
'Turning point' In recent years, China has relied heavily on its exports and investment spending to maintain a strong pace of growth.
However, as economic growth in its key markets such as the US and Europe has slowed, exports have weakened.
In the longer term, Beijing has said it wants to increase domestic demand and boost imports to reduce its dependence on exports and achieve more sustainable growth.
Haibin Zhu, chief China economist at JP Morgan in Hong Kong, said March's figure may "suggest this cycle is probably coming to a turning point".
"If domestic demand turns out to be stronger than expected, it's definitely positive for the economic outlook," he added.

Start Quote

There is plenty of anecdotal evidence to suggest that exporters are faking orders and 'round-tripping' in order to gain government export tax rebates”
Alistair Thornton IHS Global INsight
Unreliable data?
However, some analysts tempered the enthusiasm, saying trade data for China is unpredictable at the beginning of the year because of the Lunar New Year holiday when many factories shut down.
Some observers have also questioned the accuracy of data coming out of China in recent months.
They claim that official export data released by China sometimes does not match corresponding figures coming from its trading partners.
"The 10% headline growth number masks an uncomfortable reality: either the trade data is unreliable, or if it is reliable, then what are being booked as exports are not actually exports," said Alistair Thornton, senior China economist at IHS Global Insight.
Mr Thornton added that "there is plenty of anecdotal evidence to suggest that exporters are faking orders and 'round-tripping' in order to gain government export tax rebates".
His views were echoed by Francis Lun, managing director of Lyncean Holdings in Hong Kong.
"Chinese exporters may have over-reported their value to get export credit rebates because the figures in Hong Kong to and from China do not add up," Mr Lun claimed.
Political pressure Analysts said that China's once-in-a-decade leadership change may have increased pressure on companies to report strong export figures.
China, the world's second-largest economy, appointed a new President and Premier in March and the new leaders have taken over at a crucial time for the economy.
Policymakers have been trying to spur a fresh wave of economic growth after the deepest downturn in the economy since the global financial crisis.
"There may be a certain level of political pressure to get exporters to book future orders early, boosting year-on-year comparisons, on account of the once-a-decade transition," said Mr Thornton of IHS Global Insight.
China's growth rate hit a 13-year low in 2012, and though there are signs of recovery, it is still seen as being a somewhat fragile rebound.
At the same time, China has been grappling with a widening wealth gap, something that has prompted cases of social unrest and calls for the new leaders to create a long-lasting, sustainable and inclusive economic model.

Maandag 08 April 2013

World Economic Forum Strategic Dialogue on the Future of the South Caucasus and Central Asia 2013

Baku, Azerbaijan / 7-8 April 2013
World Economic Forum Strategic Dialogue on the Future of the South Caucasus and Central Asia 
The South Caucasus and Central Asian region has recorded significant economic growth and development over the past decade. Individual countries have been at the forefront of this growth: Azerbaijan’s economy has grown at double-digit rates over the past decade while Kazakhstan, along with other countries in the region, has made great strides in business capacity. With potential growth for most countries expected to reach 5-7% in 2013 (IMF), the region as a whole presents significant untapped potential given its natural resources and strategic location at the crossroads of Europe, Asia and the Middle East.
The World Economic Forum Strategic Dialogue on the Future of the South Caucasus and Central Asia will serve as a timely and unprecedented opportunity for the region’s current and potential stakeholders to define, assess and take forward some of the promising visions for its future. Industry sectors such as natural resources, transport, infrastructure, agriculture, mining, finance and telecommunications will be featured. On 7-8 April in Baku, the World Economic Forum will offer a secure, inclusive and collaborative multistakeholder platform for regional and foreign players to appraise the key challenges and opportunities as well as shape the future pathways of the region.
For more information, please contact: CentralAsia@weforum.org
Baku, Azerbaijan 07 - 08 April 2013

50 PENGUSAHA MUDA SUKSES INDONESIA BERUSIA DI BAWAH 45 TAHUN

50 PENGUSAHA MUDA SUKSES INDONESIA BERUSIA DI BAWAH 45 TAHUN Beragam bidang menjadi lahan para pengusaha muda untuk meretas jalan di dunia bisnis. Mulai dari bisnis kafe, restoran, butik, rumah produksi (production house), perkapalan, bahkan hingga penerbangan. Memang tidak mudah menjalankan bisnis di usia muda, mempertahankan, dan bahkan meraup untung. Ide, agresivitas, inovasi, dan keuletan tampaknya menjadi kunci sukses mereka. Berikut profil 50 pengusaha muda di bawah 35 tahun yang mampu bertahan, dan bahkan menuai untung dalam berbisnis. Hendy Setiono Pengusaha Muda Pemilik Kebab Turki Baba Rafi Mungkin nama Hendy Setiono belum familiar di telinga Anda. Namun tahukah Anda kalau perusahaan yang ia pimpin beromzet lebih dari Rp 1.000.000.000 per bulan. Ya, anak muda asal Surabaya ini adalah Presiden Direktur Kebab Turki Baba Rafi Surabaya. Kebab Baba Rafi berdiri sejak September 2003 hingga kini telah memiliki 100 outlet di 16 kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan bisnis kebabnya ini, Hendy Setiono dinobatkan oleh majalah Tempo edisi akhir 2006 sebagai salah seorang di antara sepuluh tokoh pilihan yang dinilai mengubah Indonesia. Sebuah prestasi yang cukup membanggakan mengingat usianya baru menginjak 25 tahun. Ide mendirikan bisnis kebab berawal ketika pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983 ini mengunjungi ayahnya yang bertugas di perusahaan minyak di Qatar. Ia mengamati kedai kebab banyak dikunjungi warga setempat. Karena penasaran, Hendy yang mengaku hobi makan itu lantas mencoba makanan tersebut. Ternyata rasanya sangat enak dan terbersit pikiran untuk membuka usaha kebab di Indonesia. Alasannya, selain belum banyak usaha semacam itu, di Indonesia terdapat warga keturunan Timur Tengah yang menyebar di berbagai kota.Sekembalinya di Surabaya, Hendy langsung menyusun strategi bisnis. Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari partner, yaitu Hasan Baraja, Kawan bisnisnya yang kebetulan juga senang kuliner. Dengan tidak bermaksud asal-asalan, mereka sengaja melakukan trial and error untuk menjajaki peluang bisnis serta pangsa pasarnya. Pada September 2003, gerobak jualan kebab pertamanya mulai beroperasi. Tepatnya di salah satu pojok Jalan Nginden Semolo, berdekatan dengan area kampus dan tempat tinggalnya. Mengapa gerobak? Hendy beralasan bahwa memproduksi gerobak lebih mudah daripada harus membuat kedai permanen. Modalnya sedikit, fleksibel dan bisa berpindah-pindah lokasi. Tentang nama Baba Rafi sendiri ternyata terinspirasi dari nama anak pertamanya, Rafi Darmawan. Baba Rafi yang berarti bapaknya Rafi. Lebih bagus daripada nama Kebab Pak Hendy yang terdengar kurang komersial. Keinginan Hendy berwirasusaha ini awalnya tidak mendapatkan restu dari kedua orangtuanya. Mereka menginginkan Hendy menjadi orang kantoran seperti ayahnya. Terlebih lagi ternyata Hendy harus memutuskan berhenti dari bangku kuliah di tahun kedua Fakultas Teknik Informatika Institut Teknologi Surabaya. Restupun semakin sulit didapat. Namun, dengan semangat baja, Hendy ingin membuktikan bahwa bisnis kebabnya ini akan berhasil dan bukan sekedar proyek iseng. Semua berbuah hasil ketika hanya dalam 3-4 tahun, sulung dari dua bersaudara pasangan Ir. H. Bambang Sudiono dan Endah Setijowati ini berhasil mengembangkan sayap di mana-mana. Bahkan, hingga pengujung 2006, telah tercatat 100 outlet Kebab Turki Baba Rafi yang tersebar di 16 kota di Indonesia. Tahun 2008, telah berkembang menjadi 300 outlet dari Aceh sampai Ambon. Sukses bisnis kebab yang dikonsep dengan sistem waralaba dan manajemen yang solid, membuat Hendy mendapatkan berbagai award, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya, ISMBEA (Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award) 2006 oleh menteri Koperasi dan UKM, ASIA’s Best Entrepreneur Under 25 oleh majalah Business Week International 2006, penghargaan Citra Pengusaha Berprestasi Indonesia Abad Ke-21 oleh Profesi Indonesia, Terbaik I Wirausaha Muda Mandiri 2007 dari Bank Mandiri, Best Franchise 2007 Category of Food & Beverages dari Pengusaha Magazine, Best Achievement at Young Entrepreneurs Award 2007 dari Bisnis Indonesia dan berbagai perhargaan lainnya. Kini mimpinya adalah mengembangkan usahanya ke mancanegara seperti Malaysia dan Thailand. Tidak hanya itu, sudah ada tawaran untuk membuka outlet di Trinidad & Tobago serta Kamboja. Salah satu pengusaha muda yang sukses di Gresik adalah Syafir Yakup dengan panggilan Caping. Penampilannya yang ramah dan kalem, Caping bersedia dijadikan nara sumber pemberitaan tentang kesuksesan pengusaha Bawean di Gresik. Menurut Caping, dirinya pertama merintis usaha sejak tahun 1997 di Gresik sebagai agen penjualan tiket Kapal Jet Foil. Sejak itulah perkembangannya cukup bagus dan prospek besar untuk bergerak di bidang biro jasa perjalanan. Sekarang Caping sedang menggeluti dua bisnis, yaitu sebagai biro jasa dari perwakilan PT Artha Guna Wisata di Gresik dan pencucian mobil Baita Motor di jalan Usman Sadar Gresik. Menurut Caping, “biro jasa penjualan tiket secara online 24 jam banyak melayani orang-orang Bawean dengan tujuan Malaysia dan Batam. Hampir setiap hari ada saja orang Bawean yang memesan tiket melalui saya,” kata Caping. Caping selain sukses sebagai pengusaha muda, ternyata juga aktif di organisasi sebagai sekretaris Pemuda Bawean Gresik (PBG), pengurus KWBG, dan manajer Bawean FC. Semangat pantang menyerah dalam membangun bisnis membawa Brian Arfi Faridhi (23) tahun menjuarai Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2009. Wirausaha merupakan profesi yang luar biasa. Makanya tidak semua orang bisa menjadi wirausaha sejati. Sebab, dia harus siap bekerja keras, tidak gampang menyerah, harus memiliki mental juara dan siap dihina-hina orang. Itu alasan juri memilih saya sebagai pemenang karena sudah bolak-balik mengalami jatuh bangun dalam bisnis, ujar Brian, pengusaha muda kreatif di bidang IT, ketika menjawab pertanyaan pengunjung Expo Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center (JCC), pekan lalu. Brian, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, tampil dalam expo tersebut karena berhasil menjadi pemenang pertama bidang usaha kreatif WMM 2009. Brian yang tahun lalu berhasil menembus omzet Rp 559.000.000 itu adalah salah satu dari 98 peserta expo. Seluruh peserta merupakan alumni WMM. Hingga kini, WMM yang diadakan Bank Mandiri sudah berlangsung empat kali. Di stan Brian, pemilik PT DheZign Online Solution, dipajang piala penghargaan WMM 2009. Piala itu diserahkan langsung oleh Wapres Boediono, Jumat (22 Januari) lalu. Stan tersebut juga memajang papan data yang menampilkan foto Brian dan keterangan mengenai perusahaannya. Brian mengatakan, data yang ditampilkan banyak yang tidak akurat. Misalnya, disebutkan tahun 2009 dia meraih untung. Padahal sesungguhnya, Brian rugi Rp 14 juta. Mendengar itu, seorang ibu yang berada di stan Brian, langsung berkomentar, “Lho, kok pemenang WMM bisnisnya rugi? Apa nggak salah, tuh?” Brian spontan menjawab, “Lho, Bu, yang namanya pengusaha harus berani rugi. Tahun lalu, omzet kami naik dua kali lipat. Tapi karena melakukan ekspansi, kami jadi rugi,” tambah pria kelahiran Surabaya, 31 Mei 1986. Sumber pendapatan Brian berasal dari bisnis IT dan toko online yang menjual perlengkapan busana muslim. Ke depan, Brian merencanakan ekspansi dengan memperkuat divisi bisnis pengembangan web. Itu sebabnya tahun lalu dia banyak merekrut Sumber Daya Manusia di bidang Web Programming. Nanti saya akan fokus ke pasar Jakarta karena prospeknya lebih cerah dibanding Surabaya. Saya sendiri sudah sekitar tiga bulan di Jakarta, tapi anak istri masih di Surabaya. Menurut Brian, dia mulai mengembangkan bisnis IT pada tahun 2006. Saat ini dia fokus melayani orang yang mau menggunakan media online untuk kegiatan marketing. Untuk membangun toko online, minimal kami mengenakan biaya senilai Rp 20 juta. Kami siapkan pula program garansi 100 persen uang kembali, bila konsumen tidak puas, tambah Brian yang juga siap membantu pengusaha pemula memiliki toko online secara free. Jualan di kampus Sejak umur 18 tahun Brian sudah berani berjualan parfum di lapak kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Dia tidak peduli teman-temannya di kampus meledek kegiatannya itu. Brian juga pernah berjualan jus di pinggir jalan. Kalau dagangan tidak untung, saya langsung ganti dengan dagangan lainnya. Sedih sih kalau gagal karena saya orang yang tidak suka kalah. Dilihat dari kepribadiannya, Brian sosok yang tidak suka dengan pekerjaan yang rutin. Makanya, meski sudah bolak-balik bisnisnya bangkrut, Brian tidak pernah terpikir selesai kuliah akan bekerja di kantor. Mungkin karena itu pula dia aktif menggali ide-ide usaha baru. Tak hanya itu, Brian juga orang yang berani mewujudkan setiap gagasannya. Termasuk keberanian memilih menikah pada usia muda, yakni 18 tahun. Kalau mau usaha tidak perlu mikir modal. Yang penting tekad yang kuat. Gila dan nekat, Prinsip itu pula yang digunakannya saat mengembangkan bisnis online busana muslim maupun bisnis pengembangan web. Untuk membangun bisnis web development, Brian hanya mengandalkan istrinya sebagai programer dan modal satu komputer, satu printer, dan koneksi internet. Setelah itu, ya sudah, dipasarkan. Simpel. Modal lain, harus siap dimaki-maki konsumen, kerja keras dan harus memiliki mental juara, Target akhir tahun 2010, setelah urusan bisnisnya selesai, dia akan membawa istri dan anaknya tinggal di Jakarta. Saat ini dunia online di Indonesia sedang tumbuh. Tapi, pasar yang menjanjikan ada di Jakarta. Saya sudah menyiapkan tenaga-tenaga ahlinya untuk merebut pasar tersebut. Zulham, Dulu Penjual Bakso Sekarang Pengusaha Sukses Dengan semangat kerja keras dan dibarengi jiwa entertainer yang dimiliki semenjak remaja, seorang penjual bakso berhasil merubah nasib yang kelam menjadi gemerlap menjadi pengusaha muda yang sukses. Perjalanan hidup Anas Zulham (27), bisa sebagai inspirasi dan referensi bagi orang yang ingin meniti menjadi pengusaha sukses. Betapa tidak, berawal dari seorang penjual bakso di depan pasar Lambaro, Aceh Besar, 11 tahun silam, kini telah menjadi seorang pengusaha sukses di Aceh. Kesuksesan yang diraihnya sekarang, bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi penuh dengan perjuangan yang berat. Berkat kegigihan dan kesabaran, Zulham meniti perjuangan sebagai seorang penjual bakso gerobak, hingga kini telah mampu merubah garis nasib, menjadi pengusaha sukses. Wartawan Rakyat Aceh, Sulaiman yang menyambanginya, di salah satu bangunan miliknya yang menyatu dengan pasar di kawasan Beurawae Banda Aceh, tidak ada yang menyangka bila melihat dari penampilan dan gaya bicaranya yang memperlihatkan Anas sebagai mantan penjual bakso. Keberhasilan yang kini di dapat Alumnus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, bidang studi ilmu Manajemen tersebut rupanya tidak berjalan dengan mulus. Zulham mengakui, menjadi pengusaha sukses sekarang ini sebelumnya telah malang-melintang membuka usaha kecil-kecilan mulai dari penjual bakso berlanjut membuka empat usaha yang pernah digelutinya seperti usaha café di jalan Mangkubumi Medan pada 1999, usaha internet service provider (ISP) di Banda Aceh tahun 2002. Usaha Warnet Di Lingke Banda Aceh 2003 dan Impor Semen Cap Orang kuat Dari Malaysia 2005, namun semuanya gagal di tengah jalan. Ia tak patah arang dan berputus asa, jiwa entertainer yang telah tertanam dan berakar rupanya tidak menyurutkan niatnya untuk menggapai kesuksesan. Saya kemudian memperluas pergaulan dengan berorganisasai serta rajin mengikuti berbagai seminar tentang bagaimana menjadi seorang entertainer sejati, kegagalan bertubi-tubi kemudian dapat dijadikan sebagai guru paling berharga untuk mendongkrak semangat dan sebagai pembelajaran, kata pria kelahiran 30 Juni 1971. Untuk memperkuat kapasitasnya sebagai enternainer pada tahun 2007 ia juga mengikuti Pendidikan Non Formal pada Study Visit To Singapore International Trade Institute Of Singapore(ITIS). Setelah mendapatnya banyak ilmu, ia kembali terjun ke dunia usaha dan membuka toko meubel dan furniture di Banda Aceh sampa kini masih tetap eksis. Ia juga pernah menjadi Divisi Marketing Hafara Furniture Jepara ( Teak Garden Export) 1996-1997. Dengan modal semangat keseksesan mulai dirasakannya bertubi-tubi. Ia kemudian pernah menjabat sebagai Divisi Finance Pt Sawita Abadi Medan (Kelapa Sawit Dan Logging) pada 1998 dan tahun 2003 sampai 2004 menjabat sebagai Komisaris PT Dinar Muda Nusantara Banda Aceh yang merupakan agen perjalanan umroh dari PT Maktour Jakarta. Pada tahun 1999 ia juga pernah menjadi Wakil Direktur CV Dewi Permai Banda Aceh (Vendor PT Semen Andalas Indonesia). Pada tahun 2000 menjabat sebagai Direktur CV Dwi Tunggal Permai Banda Aceh yang bergerak pada bidang Kontraktor dan Supplier. Sampai saat ini ia juga masih memangku berbagai jabatan penting seperti Direktur Utama PT Gading Pattaya Banda Aceh (Tour &Travel), Direktur CV Gading Mas Sakti (agent asuransi surety bond Puri Asih Jakarta), dan Direktur CV Nuansa entertainment Banda Aceh (event organizer). Belum sampai di situ saat ini ia juga menjabat sebagai Ketua umum Asosiasi Kontraktor Seluruh Indonesia (Askindo) Nanggroe Aceh Darussalam. Ia menyatakan jiwa sebagai enternainer terus ia tularkan kepada para anggota Askindo di 23 kabupaten/kota di Aceh. Sehingga nama Anas Zulham saat ini begitu familiar di kalangan pelaku dunia usaha di Aceh, ia menyatakan punya kiat tersendiri dalam mengahadap konsumen dan rekanan yaitu selalu mengerjakan sesuatu dengan penuh tanggung jawab. Jika pelayanan yang kita berikan dari hati rekanan maupun konsumen akan puas terhadap kinerja kita, mereka akan terus merekomendasikan kehadiran kita kepada masyarakat, mencari keuntungan itu memang tujuan pengusaha dan kontraktor namun kualitas pekerjaan yang harus diutamakan. Ia menegaskan para pengusah harus memprioritaskan pembangunan daerahnya dan menjadi yang utama ditahan sendiri dengan terus memperkuat kapasitas diri dan menjadikan sebagai pengusaha yang handal tahan banting dan tentunya yang lebih penting berkompeten dan tanggung jawab. Hal itu menurut Anas yang terus dikatakan kepada anggota Askindo maupun saat menjadi pembicara di berbagai seminar baik yang didakan oleh mahasiswa LSM maupun NGO lokal dan asing, maka tak jarang, dalam mengisi pembangunan Aceh hari benar-benar pengusaha dan kontraktor berhati bersih. Dalam menghadapi investasi dari luar negeri seperti yang sedang digenjot pemerintahan Aceh, Anas menyatakan Pemerintah harus melibatkan pengusaha lokal sebagai mitra agar dapat menjalin kerjasama dengan iklim investasi dari luar. Dalam memajukan sector pembangunan dan ekonimi Investasi sangat penting bagi Aceh, para investor harus dijadikan mitra dan saling bekerjasama tentunya bisa melakukan tranfer data dan informasi,” kata ayah dua anak tersebut. Aceh Pasca tsunami jelas Anas ibarat gunung emas yang perlo polesan dan banyak kontraktor mapun para investor berebut ingin masuk ke Aceh, oleh karena itu para pengusaha lokal dan kontraktor harus gerak cepat mencari peluang. Dalam mengisi dan menghadapi pembangunan 2009 Anas kembali menekankan para kontraktor dan kalangan usaha harus mengedepankan profesionalitas dan harus paham betul apa spek tugas yang diambil, serta jangan hanya mencari keuntungan dan mengabaikan tugas dan tanggung jawab. Menjadi pengusaha muda sukses jadi impian semua orang. Tapi hanya sedikit yang bisa melakukannya. Di tengah kesibukannya berkutat dengan diktat kuliah, Elang Gumilang, 23 tahun sudah memiliki beberapa jenis bidang usaha dengan penghasilan bernominal sembilan digit. Seperti halnya figur seorang wiraswastawan, jalan yang ditempuh mahasiswa semester akhir Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor ini mulanya tidaklah mudah. Sejak SMA, penyabet Juara Pidato Bahasa Sunda di Bogor ini sudah berjualan donat dan roti di sekolah. Perasaan malu dan lelah ditepisnya untuk mendapat recehan uang. Perlahan tapi pasti, uang itu digunakannya sebagai biaya masuk perguruan tinggi. Di kampus,Elang cukup aktif mengikuti berbagai lomba dan kegiatan. Prestasinya cukup banyak. Hasilnya, Juara Java Economics FEM IPB pada tahun 2003 berhasil mengumpulkan uang Rp10 juta yang kemudian dijadikan modal usaha berjualan sepatu dan supplier lampu. Karena makin pintar berdagang, ia pun merambah ke usaha penyuplaian minyak kelapa sawit. Setiap hari, ia harus mengangkat galon berisi minyak goreng ke tetangga sekitarnya. Sadar apa yang dilakukannya adalah kerja otot bukan otak, Elang sempat putus asa dan ingin berhenti berusaha. Sempat juga prestasi akademisnya turun. Namun,perjuangan Elang tak sampai di situ. Naluri bisnis peraih Juara 3 Kompetisi Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia se- Jabodetabek 2003 ini lantas mendirikan kursus bahasa asing English Avenue. Lembaga kursus tersebut didirikan atas dasar patungan dengan 11 temannya. Diakui Elang, sangat susah mengelola lembaga pendidikan mengingat keterampilan untuk membuat kurikulum juga minim. Namun, usaha yang dirintisnya ini lambat laun terus berkembang dengan bantuan teman-temannya. Hingga kini, Elang hanya bertindak sebagai pemegang saham di lembaga kursus bahasa asing tersebut. Pada tahun kedua kuliah, Juara 3 Marketing Games 2 FE Universitas Trisakti 2005 ini merambah ke bisnis properti. Alih profesi ini bukan berarti saya kurang bersyukur atas hasil yang telah ada. Namun, jika diberi kesempatan dan ada peluang bergerak di situ, kenapa tidak? Alhasil, Elang mampu mengakuisisi lahan di dekat Kampus Dermaga IPB Bogor senilai Rp1,6 miliar. Pantas saja, keuntungan yang diperolehnya pun berlimpah. Belum lagi, Elang berhasil memenangi tender pekerjaan rehabilitasi Gedung Kantor Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Grogol Petamburan DKI Jakarta pada tahun 2006. Ini hanya usaha bersama lima teman saya. Nasib Ari Chandra Kurniawan, 24 tahun, lebih dramatis. Ia mengubah hidupnya dari seorang penggemar kehidupan malam menjadi motivator bertaraf nasional. Penghasilan yang didapatnya pun minimal delapan digit. Ia pernah menjadi kuli panggul beras untuk membantu usaha orangtuanya. Sejak berusia 9 tahun, Archan mencoba berbagai profesi. Mulai penjual koran, penjual ikan, hingga membuat kacamata dari plastik bekas. Menginjak bangku kuliah, Archan terjun di dunia penjualan produk multi level marketing, CNI. Tak jarang, Archan sempat mengalami penolakan dan cercaan saat menawari produknya. Di sinilah mental wirausahanya diuji saat menawarkan produk dari pintu ke pintu. Bersama teman-temannya, Archan mendirikan sebuah event organizer (EO) dan telah berhasil menyelenggarakan berbagai jenis kegiatan berskala nasional.Persinggungan dengan beragam teman membuat lulusan Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Udara Universitas Trisakti ini masuk ke komunitas Jakarta breakdance. Archan dengan komunitasnya sering diundang ke kafe maupun diskotik ternama di Jakarta. Sempat pula menjuarai kompetisi breakdance dan membintangi iklan sepatu. Ia akhirnya menimba ilmu pada Reza M. Syarif M.A. MBA, seorang motivator dan grandmaster motivasi Indonesia, yang pernah masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) saat menyelenggarakan seminar motivasi selama 24 jam nonstop. Setahun menimba ilmu dari Reza M. Syarif, karier Archan langsung melesat. Ia mendirikan Spinners Club, kumpulan anak muda berbakat, warung tenda 4Rest. Saat ini dia menjadi Presiden Direktur PT Maha Andalan Gemilang di bawah bendera Maha Corporation yang bergerak di bidang general trading dan supplier. Dengan gaya bicara lantang, Archan dijuluki ”sang provokator” dan saat ini menjadi trainer motivasi dengan mengantongi lebih dari 300 jam terbang. Cita-citanya adalah ”memprovokasi” para pemuda untuk berani menjadi entrepreneur dan berlomba dalam berprestasi. Saya juga berniat akan membuat rekor dunia dengan memotivasi 170.845 pemuda saat peringatan Sumpah Pemuda 2010. Pemuda jangan hanya membuat kisah, tapi harus membuat sejarah. Agung Nugroho Pengusaha Muda Sukses di Bidang Laundry Kiloan Jakarta, (GNI)- Peringati Hari Kebangkitan Nasional Fatigon Semangati Masyarakat untuk Produktif Untuk menuju masyarakat Indonesia yang produktif, sembari memanfaatkan momen Hari Kebangkitan Nasional, salah satu produk multivitamin, Fatigon, yang berada di bawah bendera PT Kalbe Farma, mengusung suatu program yang dinamakan “Aksi Semangat Indonesia Menuju Masyarakat Produktif”. Program ini merupakan sebuah gerakan moral peduli produktivitas bangsa, dengan mengusung aktivitas positif yang sarat inspirasi,edukasi, kesehatan, serta hiburan. Program ini diawali dengan kickoff pada hari ini, Rabu (19/5), yang bertempat di Marios Place, Jakarta, dengan menghadirkan beberapa orang endorser (bintang pendukung). Di antaranya yaitu pendiri radio AS, Ahmad Solihun, serta pengusaha laundry kiloan Agung Nugroho Susanto. Acara tersebut sekaligus juga dihadiri oleh Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pembinaan dan Produktivitas Kemenakertrans, Abdul Wahab Bangkona. Selanjutnya dalam program ini, akan diadakan kegiatan “Fatigon Aksi Semangat Indonesia” setiap Senin pagi di perkantoran, dengan tujuan mengajak dan membiasakan karyawan di perkantoran tak datang terlambat. Lantas pada tanggal 6 Juni 2010 mendatang, Fatigon juga akan mengadakan serangkaian kegiatan massal di Parkir Timur Senayan, Jakarta, menyusul kemudian di Lapangan Makodam Surabaya dan Lapangan Tagalega, Bandung, serta di tempat-tempat lainnya. Dalam kesempatan itu akan dilakukan kegiatan-kegiatan menarik bermuatan edukasi, seperti jalan bersama, aerobik, penciptaan rekor Muri membunyikan alarm weker dengan peserta terbanyak (dengan target 15 ribu), plus hiburan oleh band-band papan atas. Menurut Direktur Sales dan Marketing PT Kalbe Farma, Widjanarko Lokadjaja, kegiatan ini disponsori oleh produk mereka Fatigon, yang merupakan multivitamin paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. “Besar harapan kami, melalui kampanye ini Fatigon bisa membantu mengingatkan dan mengajak masyarakat Indonesia untuk kembali memiliki semangat kerja, semangat menjadi yang terbaik, sekaligus tentunya Fatigon selalu menjadi pilihan masyarakat dalam menjaga kesehatan dan membantu beraktivitas sehari-hari,”ungkapnya. Dipaparkan pula, tahun 2010 ini merupakan tahun pertama berlangsungnya program “Aksi Semangat Indonesia Menuju Masyarakat Produktif” dengan memanfaatkan momentum Hari Kebangkitan Nasional. Kami percaya Hari Kebangkitan Nasional ini dapat menjadi momentum (demi) mencanangkan program yang menjadikan masyarakat lebih produktif. Saat wartawan Globalnews-indonesia.com mewawancarai salah satu endorser pendukung pengusaha laundry kiloan Agung Nugroho Susanto dari Yogyakarta ia mengatakan bahwa perjalanan hidup seseorang memang tidak pernah ada yang mengira akan jadi apa kita besok bahkan masa depan kita begitu juga Agung Nugroho yang dalam menjalani kehidupannya juga tidak pernah tahu akan jadi apa yang semula hanya melihat dan akhirnya mempunyai ide kreatif untuk mencoba terjun menjadi pengusaha laundry dengan merek dagangnya SimplyFresh. Sebelumnya Agung juga mempunyai usaha di bidang Distro dan Counter HP tapi menurut Agung kedua bisnis tersebut ternyata gagal dan dalam bisnis Laundry baru sukses. Hingga saat ini bisnis Laundry kiloannya sudah mencapai 130 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan otlet yang terbanyak ada di Jabodetabek dan hingga saat ini bisnis mencuci ini merupakan salah satu bisnis dengan sistem Franchise yang paling dicari oleh masyarakat yang ingin membuka usahanya. Agung Nugroho Susanto. Sarjana Hukum, Alumni UGM saat ini omsetnya hingga milyaran rupiah per bulan. Outlet loundry miliknya hingga kini sudah tersebar di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga ke Papua. Usianya kini baru menginjak 25 tahun. Usia ini masih relatif muda untuk seorang milyarder. Pada tahun 2007 ia lulus dari dari Fakultas Hukum UGM, dengan IPK 3,7, kelurganya menyarankan agar dia bekerja di Bank Indonesia. Ternyata beberapa kali tes saya lulus dan terakhir hanya tes Wawancara,” kata Agung mengawali ceritanya. Tes terakhir itu menurutnya hanya formalitas. Dia yakin diterima delapan puluh persen. Tetapi dia berani melawan kehendak orang tua. Saya tidak ikut tes di BI tersebut. Dirinya meminta kepada keluarga agar memberi waktu kepadanya untuk meneruskan perjuangan bisnis di bidang lain. Saya yakin itu (Perjuangan) akan berhasil. Kini Agung dalam usia yang masih relatif muda ini terus menggeluti bisnisnya di bidang laundry kiloan yang sudah tersebar di seluruh Indonesia, dengan sistem Franchise. Akhirnya saya hinggap di usaha cucian ini. Untuk menyikapi persaingan maka saya harus memiliki kelebihan dalam usaha ini, yaitu saya menambahkan aroma pewangi, garansi total jika ada kerusakan, dan yang terakhir adalah deterjen yang ramah lingkungan, bahkan bisa menyuburkan tanaman. Simply Fresh kini menjadi laundry favorit para mahasiswa di Yogyakarta karena harga yang ditawarkan ke konsumen sangat murah. Tubuh atletis, wajah tampan, berjiwa muda dan berwawasan luas. Itulah gambaran sekilas tentang sosok usahawan muda Indonesia yang satu ini, pria kelahiran Jakarta 10 November 1974. Dengan semangat jiwa muda dan wawasan luas yang ia miliki, ditunjang oleh pengalaman menempuh pendidikan tinggi di luar negeri, dia mampu menjalankan beberapa perusahaan besar sekaligus di bawah satu kontrol kepemimpinannya. Bahkan, pebisnis muda lulusan M.B.A dari Stanford Graduate School of Business, California, Amerika Serikat, juga telah menunjukkan kepiawaiannya memecahkan berbagai persoalan dan kemelut yang beberapa kali hadir melanda perusahaan di tengah persaingan bisnis yang sangat ketat. Anindya Novyan Bakrie, itulah nama lengkap putra pertama dari Menteri Koordinator Bidang Kesra di Kabinet Indonesia Bersatu, Aburizal Bakrie. Pengusaha yang lebih akrab disapa Pak Anin oleh para kolega bisnis dan stafnya ini, adalah Presiden Direktur PT Bakrie Telecom Tbk, perusahaan yang dikenal luas dengan produk telepon seluler tarif murah “Esia”. Suami dari Firdiani Saugi dan ayah dari 3 anak – Alisha Anastasia Bakrie (P), Azra Fadilla Bakrie (P) dan Akila Abunindya Bakrie (L) – ini pernah “magang” di perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk. sebagai Deputi Kepala Operasi dan Direktur Pelaksana pada periode 1997-1999. Ia selanjutnya mendapat amanat penuh dari orang tuanya untuk memimpin beberapa perusahaan milik keluarga, salah satunya PT Bakrie Telecom Tbk. Sebagai seorang presiden direktur di perusahaan besar pertelekomunikasian Indonesia, khususnya yang berbasis teknologi CDMA, Anindya selalu mendapatan pelajaran baru dari setiap langkah bisnis yang ia lakukan dalam memajukan pertelekomunikasian di tanah air. Sebagai anak muda, ia tidak pernah berhenti belajar, menimba ilmu dan pengalaman dari para senior. Hal ini tercermin dari jawaban pendeknya atas pertanyaan apa kiat dan rahasia keberhasilannya dalam mengelola usaha selama ini. Saya belum pas untuk pertanyaan itu, karena saya sendiri masih belajar, belum punya kiat dan rahasia sukses. Namun demikian, Anindya senantiasa terbuka kepada setiap orang yang ingin mencoba untuk mencontoh atau berbagi pengalaman sukses dalam mengelola bisnis di bidang telekomunikasi seperti yang digelutinya saat ini. Selain menahkodai PT Bakrie Telecom Tbk, Anindya juga masuk dalam jajaran puncak memimpin beberapa perusahaan besar lainnya, yakni pada PT Lativi Media Karya (Lativi, yang berganti nama menjadi tvOne pada 14 Februari 2008 lalu) sebagai Presiden Komisaris, PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) sebagai Presiden Direktur, dan di perusahaan Capital Managers Asia Pte., Ltd. (berpusat di Singapura) sebagai Chief Operating Officer. Dengan jabatan pimpinan di berbagai lembaga bisnis tersebut, dapat dibayangkan betapa sibuknya seorang Anindya bekerja dan berkarya mencapai tujuan usaha yang sedang ditekuni. Oleh karena itu, kesediaan tokoh pengusaha muda belia yang juga aktif di organisasi Kadin Indonesia sebagai Ketua Komite Tetap bidang Komunikasi dan Penyiaran ini menerima tim redaksi Harian Online KabarIndonesia (HOKI) di ruang kerjanya di Wisma Bakrie, Kuningan – Jakarta, untuk sebuah wawancara eksklusif beberapa waktu lalu menjadi sebuah momen langka dan amat istimewa. Anindya ternyata seorang yang sederhana, bila tidak dapat dikatakan sangat bersahaja. Seperti layaknya pemuda pribumi Indonesia kebanyakan, ia terlihat biasa saja, ditunjang oleh sifat santun yang amat kentara jauh dari kesan bahwa ia seorang konglomerat kaya-raya; penampilannya saat itu menepis anggapan bahwa anak-anak pejabat menyenangi kehidupan glamour dan angkuh. Senyum yang senantiasa menghiasi wajahnya menambah “tenteram” suasana hati setiap tetamu yang hadir, ditambah percakapan bersahabat disertai tawa lepas ciri khas lelaki muda yang mudah bergaul dengan semua kalangan. Anindya adalah seorang Muslim yang taat. Hal ini tercermin dari seringnya ungkapan syukur yang terlontar dari mulutnya di sela-sela pembicaraan; menurut rekan-rekannya ia juga rajin beribadah. Lulusan BSc. dari Northwestern University, Illionis, Amerika Serikat, yang pada pertemuan beberapa waktu lalu itu mengenakan kemeja biru terang dan celana jeans, terkesan kuat memiliki aura kepemimpinan yang amat baik. Dalam penampilan yang bersahaja itu ia tetap terlihat sebagai seorang pemimpin profesional, yang tercermin juga dari tutur kata serta gaya berbicara yang terstruktur, analisis, bervisi jauh ke depan, serta memiliki bobot keilmuan yang tinggi. Sesungguhnya seorang Anindya bukanlah apa-apa walau ia terlahir dari keturunan keluarga mapan dan kaya mulai garis keluarga kakeknya, alm. H. Achmad Bakrie. Usaha yang dirintis dan dijalankannya saat ini, bila boleh dikatakan berhasil, itu tidak lepas dari kemampuan individu-nya sebagai seorang usahawan. “Darah bisnis” bawaan dari orang tuanya mungkin saja menjadi modal besar dalam mengelola suatu usaha. Dan hal tersebut lebih bermakna ketika Anindya telah mempersiapkan dirinya sendiri untuk menjadi pebisnis melalui pendidikan hingga ke tingkat Master ditambah kegigihannya menimba ilmu filosofi bisnis dari alm. kakeknya. “Dalam hidup ini, terutama ketika menggeluti sebuah usaha, hal yang perlu ditanamkan adalah bahwa apapun yang dilaksanakan harus bermanfaat dan berguna bagi banyak orang,” demikian pesan kakeknya seperti dituturkan Anindya. Sebuah filsafat hidup sarat makna yang amat fundamental sebagai landasan berpijak dalam setiap kegiatan yang kita inginkan berhasil dengan baik. Hampir semua orang pernah mendengar dan tahu dengan pesan “moral” itu, namun tidak banyak yang mampu melakukannya dengan konsisten. Padahal, justru prinsip tersebut merupakan salah satu penentu berhasil-tidaknya seorang pengusaha. Kalkulasi kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan adalah salah satu pesan penting Anindya bagi sesama generasi muda serta penerus bangsa. Menurutnya, saat ini, komposisi penduduk Indonesia menunjukkan bahwa 65% adalah penduduk usia di bawah 35 tahun. Masa depan bangsa dan negara Indonesia pada 15 atau 20 tahun mendatang ditentukan oleh generasi yang 65% itu. Oleh karenanya, keadaan Indonesia pada 15 atau 20 tahun akan datang dapat diprediksi dengan melihat karakter dan keadaan generasi muda saat ini. Artinya, para pemuda dan generasi remaja perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyongsong masa 20 tahun nanti itu. “We are living in an interesting time,” kata Anindya menggambarkan bahwa generasi muda saat ini sedang hidup di zaman yang amat menarik penuh tantangan. Yang oleh sebab itu, mereka perlu memiliki karakter inovator dan kreator handal jika ingin bangsa dan negaranya maju, tidak tertinggal lebih jauh dari bangsa-bangsa lain. Satu kebanggaan bagi Anindya adalah bahwa dari data survey, terdapat 85% pebisnis Indonesia di Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah generasi muda. Ini mengindikasikan bahwa semangat membangun dan berkarya kalangan muda cukup baik. Percakapan dengan mantan analis keuangan Salomon Brothers Inc. (New York) ini makin hangat ketika HOKI memintanya untuk memberi penjelasan tentang konsep dasar menyediakan layanan telekomunikasi telepon seluler Esia dengan tarif yang dinilai “amat murah” kepada masyarakat. Anindya, yang saat ini aktif sebagai Sekretaris Jenderal The Asia Pasific Media Forum, dengan bersemangat menguraikan panjang lebar tentang landasan logis untuk berani tampil berbeda dari lembaga penyedia jasa telekomunikasi lainnya di tanah air. Secara gampang, ia mengambil contoh pengalaman dari dunia penerbangan Indonesia yang telah memunculkan “pemenang” dari kelompok maskapai baru yang notabene “baru seumur jagung” dibandingkan pemain lama. Sebutlah Air Asia dan Lion Air yang dalam waktu tidak lebih dari 3 tahun tampil sebagai perusahaan penerbangan papan atas di tanah air melalui konsep tiket murah, dan bahkan terbang gratis selama setahun. Kenyataan ini merefleksikan bahwa keuntungan tidak hanya dapat dihitung dari seberapa besar selisih modal dengan penjualan, tetapi melalui perhitungan berapa banyak produk yang terjual. Kongkritnya, walau keuntungan satuan barang kecil tetapi terjangkau oleh lebih banyak konsumen, maka keuntungan tetap akan diraih oleh sebuah perusahaan, apapun jenis usahanya. Fenomena tarif murah Esia kembali membuktikan bahwa filosofi “kebermanfaatan bagi orang banyak” serta “kesederhanaan”, tidak perlu mahal, adalah sebuah prinsip hidup yang bernilai kebenaran. “Tidak penting banyak untung dalam sekejap, yang paling dibutuhkan adalah konsistensi dan kontinuitas. Harga murah itu penting bagi sebagian besar masyarakat kita, dan bila dalam harga murah itu kita masih bisa memetik keuntungan walau sedikit, mengapa kita ragu untuk melakukan bisnis dengan harga murah?” demikian komentar Anindya setengah bertanya. Berdasarkan pengalaman di tahun 2007 lalu, dimana Esia dapat membukukan 3,8 juta pelanggan produk perusahaannya, Anindya yang menyukai olahraga lari marathon ini, menargetkan pencapaian angka 7 juta pelanggan Esia pada tahun 2008. Angka itu diharapkan dapat bertambah hingga 10,5 juta di tahun 2009, dan ia optimis di akhir 2010, Esia akan digunakan oleh tidak kurang 14 juta pelanggan. Pencapaian angka spektakuler itu tentu bukan sesuatu yang mudah, di tengah persaingan yang amat ketat di antara para pebisnis telekomunikasi yang semakin bertambah jumlahnya. Namun, semangat jiwa muda yang dibarengi oleh kemampuan melakukan inovasi menjadi kunci sukses bagi seorang Anindya Novyan Bakri. Sukses Besar Pengusaha Muda Donat Bakar Niat Oily Purnama Sari jadi entrepreneur bermula usai mengikuti Ciputra Entrepreneurship di UGM. Bekal tiga bulan pelatihan mampu menyibak wawasan Sarjana Elektro itu. Kini ia jadi pengusaha muda donat bakar VERI VLORIDA, Jakarta. Setelah lulus pada tahun 2007, Oily sempat mengisi kegiatannya dengan bekerja di sebuah perusahaan roti di Yogyakarta. Ketika itu ia mengaku belum memiliki bekal pengetahuan di bidang entrepreneurship. Namun naluri bisnisnya diuji coba ketika Oily mengikuti pelatihan Ciputra Entrepreneurship di Pasca Sarjana UGM. Menurut Oily, selama tiga bulan peserta pelatihan mengikuti bimbingan materi pelajaran dan membuat konsep bisnis. Pada minggu kedua mereka mengikuti progran Crown I sebagai kegiatan pertama untuk memulai bisnis. Modal awalnya Rp 500.000,-. Dana itu lalu dikelolanya dengan berjualan suvenir atribut UGM. Pada program Crown II setiap kelompok diberikan modal pinjaman Rp 1.000.000,- Dana itu digunakan Oily dengan mencoba berbisnis donat. Yang ada di benak saya ucapan Pak Ciputra berbisnis harus melakukan inovasi. Termasuk berbisnis donat yang biasanya dibuat dari terigu namun ia mencobanya dengan menggunakan bahan baku ubi jalar. Nama produknya yakni Donatello yang artinya tello dalam bahasa Jawa adalah ubi. Produk itu dijajakan di bazar yang digelar di kampus UGM setiap Minggu pagi. Ternyata peminatnya banyak. Sebab rasanya jauh lebih empuk tak ubahnya seperti menikmati kentang Itu resep baru. Selama ini biasanya donat dibuat hanya dengan menggunakan terigu. .Belum puas dengan hanya satu temuan. Oily lantas mengolahnya lagi. Kali ini resepnya baru. Ia mencoba donat bakar. Donat bakar itu disajikan dalam bentuk tusuk sate lalu diberi nama donat Dboom. Ada beberapa pilihan rasa untuk temuan barunya itu. Peminatnya beraneka ragam, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kini Oily sukses membawa merek dagangannya yang mulai dikenal di kalangan kampus dan pusat perbelanjaan. Bisnisnya terus dikembangkan dengan membuat jaringan bisnis dengan sistem bermitra. Misalnya dengan perusahaan katering dan orderan resmi seperti orang kantoran. Cara itu lebih jitu sebab keuntungannya sudah bisa dihitung secara cermat. Memulai jadi pengusaha bisa dilakukan dengan apa yang ada. Jika belum memiliki home industri, orang boleh-boleh saja bermitra dengan pihak kedua. Yang penting harus tetap melakukan branding terhadap produk sendiri. Sebelum memulai usahanya itu Oily sebetulnya sempat ragu-ragu dengan sikap keluarga. Sebab orangtuanya menginginkan setelah lulus Oily bisa bekerja di perusahaan atau pemerintahan. Sikap itu membuat Oily tertantang untuk menekuni usahanya dengan gigih. Kini ia malah sibuk mengikuti workshop dan seminar entrepreneurs di berbagai lembaga dan sekolah. Saya sudah merasakannya. Saya berjanji mengabdikan ilmu itu dengan membagi pengalaman serta menyebarkan entrepreneurs kepada keluarga dan teman. Bahwa entrepreneurs bukan karena faktor keturunan. Selain keluarga, entreprenurs bisa didapat dari lingkungan dan mengikuti pelatihan. Kunci utama untuk sukses adalah kerja keras. Jangan pernah mengharapkan hasil yang maksimal dengan usaha minimal, Denni Andri, President PT Taka Turbomachinery Indonesia Denni Andri adalah owner sekaligus President dari PT. Taka Turbomachinery Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Mechanical & Industrial Engineering Industry. Bermula dari sebuah bengkel mesin yang berlokasi di Bandung, perusahaan ini kemudian berkembang pesat menjadi salah satu perusahaan yang mampu memperbaiki turbine dan compressor pump skala raksasa di Indonesia. Saat ini PT Taka telah sangat berpengalaman dalam industrial pump repair, steam turbine repair dan gas turbine component repair dengan klien-klien seperti Pertamina, Indonesia Power, Torishima Guna, Kepindo dan Chevron Pasific Indonesia. Perusahaan yang dibangun dengan modal awal 60 juta ini, sekarang telah memiliki 150 orang pegawai, luasan fasilitas kantor dan workshop sekitar hampir 6000 m2 dan total aset senilai 80 Milyar. Memulai dari Nol Lulus dari jurusan Geologi Institut Teknologi Bandung, Denni bekerja secara freelance di bidangnya. Pada tahun 1997 ketika krisis ekonomi menerpa, Denni kesulitan mendapatkan pekerjaan. Para kliennya malah harus melepas pegawainya. Kesulitan ini malah menjadi awal bagi Denni untuk memulai membangun bisnis sendiri. Berangkat dari ketertarikannya di bidang mesin dan mekanik sejak kecil, ia membuka bengkel permesinan umum. Dengan tidak memiliki background di bidang ini, tanpa ragu Ia menjalankan bisnisnya. Saya memilih bidang ini karena minat dan menjalankannya secara learning by doing. Customer pertama saya adalah bengkel mobil, ordernya membubut tromol rem, dengan nilai penjualan pertama 15 ribu rupiah. Berbagai usaha dilakukan Denni untuk menjalankan bisnisnya. Mulai dari meminjam uang pada orang tua sampai menjual mobil. Dari tahun ke tahun, mobil saya turun terus. Tahun 1999 Mobil Daihatsu Taft saya jual diganti Toyota Hardtop untuk membayar hutang orang tua. Kemudian Hardtop dijual, diganti motor, sampai motor pun akhirnya saya jual dan saya naik angkot. Namun Denni tidak pernah putus asa dalam menghadapi semua kesulitan dan tantangan ini. Ketika ditanya tantangan apa yang paling besar baginya ? Denni menjawab, tantangan itu selalu ada setiap saat dan Ia menganggap itu sebagai suatu proses yang harus dilewati, mengalir begitu saja. Tantangan ada di setiap anak tangga yang harus didaki. Denni tidak pernah merasa gagal. Saat awal membangun bisnis, Ia berkali-kali ditolak bank. Mungkin dua pasang sepatu habis solnya karena saya pakai berkeliling dari bank satu ke bank lain. Sampai akhirnya salah satu bank menerima pengajuan kreditnya. Saya gagal mendapatkan kredit dari beberapa bank tertentu, tapi saya tidak gagal mendapatkan kredit dari bank. Kenapa banyak pengusaha gagal ? Menurut Denni penyebabnya hanya karena kurang ulet, kurang gigih, kurang tahan cobaan dan kurang tahan banting. Selain itu, Denni pun merasa bahwa Ia tidak pernah merasa susah. Uang saya seribu saya happy, uang saya 1 juta saya happy, uang saya 100 juta pun saya happy. Bukan uang saya seribu kurang, 1 juta kurang, 100 juta juga kurang. It’s about mindset. Pemimpin yang Visioner Berawal dari sebuah bengkel kecil dengan 2 orang karyawan, dalam kurun waktu 12 tahun Denni telah membangun PT Taka yang kini hampir mendominasi bisnis overhaul turbin, compressor dan pompa di Pertamina, PLN dan berbagai industri Kimia. Mereka melakukan reblading turbine, rekondisi dan overhaul pompa, rebabbit sleeve bearing, dsb. Selama 12 tahun itu pula, Denni membangun sistem dan budaya dalam perusahaannya. Saya kumpulkan dan bangun sumber daya manusianya, permesinannya, infrastrukturnya, sampai menjadi suatu sistem yang berjalan dengan baik. Dulu semua peran saya jalankan sendiri. Secara bertahap peran pimpinan keuangan saya lepas, lalu peran pimpinan Human Resources, lalu peran Pimpinan Pemasaran. Suatu saat nanti akan ada yang bisa mengambil peran saya sebagai presiden, dan saya tidak perlu ada disana lagi. Saat ini, PT Taka telah menguasai 30-40% pangsa pasar dan menjadi nomor dua di bidangnya. Denni menargetkan pada tahun 2012, PT Taka akan menjadi perusahaan nomor satu dan menjadi yang terbaik di Indonesia. Namun mimpi Denni tidak berhenti hanya sampai di situ. Setelah menjadikan Taka sebagai perusahaan nomor satu di Indonesia nanti, di tahun yang sama (2012) Ia berencana mendirikan perusahaan pembuat turbin pertama di Indonesia. Selama ini jika ada yang membutuhkan turbin selalu pergi ke Jerman atau Jepang, nantinya tidak perlu lagi. Itu yang saat ini sedang saya bangun. Turbine-turbine pabrik kelapa sawit, pabrik gula, penggerak pompa di unit-unit utilitas industri kimia dan perminyakan, maupun juga pembangkit listrik skala kecil adalah sasarannya. Denni pun masih memiliki rencana-rencana lain setelah nantinya berhasil mendirikan pabrik turbin. Yang saya khawatirkan, jika saya merasa kenyang, maka saya akan malas. Karena itu saya harus terus bergerak dan bergerak terus. Kerja Keras dan Tidak Takut Mengambil Resiko Denni sepertinya memang sudah memiliki bakat entrepreneur sejak kecil. Saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Ia pernah berjualan layangan. Hal ini pun berlanjut sampai remaja. Denni pernah mengasong berjualan jeruk dan duren di pasar saat SMA. Menciptakan sesuatu dan menghasilkan uang merupakan kebanggaan buat saya. Saya ingin terus melakukannya. Walau memiliki bakat entrepreneur, menurutnya kunci utama seorang pengusaha untuk sukses adalah kerja keras. Tidak mungkin sesuatu datang begitu saja tanpa kerja keras. Jangan pernah mengharapkan hasil besar dengan usaha yang minimal. Jika ingin sukses, usahanya harus maksimal. Denny pun berpendapat, bakat yang hebat tidak menjamin orang akan sukses. Harus didukung dengan knowledge dan kerja keras. Jika bakat dan knowledge itu dikombinasikan dengan baik, Anda bisa menjadi seorang maestro. Menurut Denni tidak ada kata terlambat atau pun terlalu cepat untuk menjadi seorang entrepreneur. Saat paling tepat adalah mulai saat ini juga. “Just do it !! Lakukan sekarang, jangan hanya menjadi wacana. Ia juga menyarankan, jika ragu melangkah menjadi entrepreneur karena takut akan resiko, bergaulah dengan orang-orang yang berani, maka keberanian itu akan tertular. Carilah teman atau mentor yang tepat., atau bergaullah dengan orang yang bisa memberi motivasi. Dampaknya akan lebih hebat lagi. Apa reaksi Anda saat melihat orang-orang yang berhasil di sekeliling kita? Nampaknya ada dua kemungkinan yang biasanya terjadi, kita menjadi kecil hati dan memandang diri begitu kecil, atau sebaliknya kita menjadi terinspirasi untuk berusaha sekuat tenaga kita untuk bisa berhasil seperti mereka. Untuk pilihan yang kedua, nampaknya hanya dikerjakan oleh segelintir orang saja. Salah satunya adalah pria muda yang ramah dan energik ini, Chiat Peng, 34 tahun. Ia adalah seorang tipikal pengusaha muda sukses ibukota yang menerapkan prinsip “bila dia bisa maka saya juga bisa” di dalam satu kegigihan dan kerja keras, bahkan dengan melihat orang-orang yang berhasil ia justru tertantang untuk melakukan hal yang sama. Mengaku tidak memiliki prestasi yang demikian menonjol, tetapi satu inspirasi yang ia peroleh dari mereka yang ada di sekelilingnya telah membuat Chiat Peng memperoleh banyak kesempatan baik dalam hidupnya. Salah satunya adalah saat ia menjadi staf pengajar di Universitas Tarumanagara. Saya tidak pernah terpikir untuk mengajar. Dari sisi prestasi saya biasa-biasa saja, dari pengalaman mengajar, saya tidak punya apa-apa, akunya saat ia memulai karir mengajarnya sejak masih mahasiswa. Ia juga terinspirasi oleh salah seorang dosen yang ia kagumi karena telah mengajar di masa mudanya, dan ternyata dosen ini juga yang mengajaknya ikut menjadi asisten pengajar hingga akhirnya terlibat menjadi salah satu pengajar di universitas swasta ternama ini. Di tengah jalan, di kiri kanan banyak yang membuat saya lebih tertantang lagi. Mereka kan juga makan nasi, saya juga makan nasi. Kenapa dia bisa begitu, kok saya gak bisa? Saya terinspirasi. Suatu hari, mungkin tidak setahun atau 2 tahun, saya bisa jadi seperti itu, saya bisa jadi seperti dia,” jelasnya menggambarkan bagaimana terinspirasi dan perasaan tertantang membawanya bekerja keras untuk mencapai seperti mereka yang berhasil di sekelilingnya. Hal ini jugalah yang membawanya berangkat ke negeri Paman Sam untuk meraih gelar MBA. Satu hal yang baginya tidak pernah dia impikan sebelumnya. Untuk itu ia bersedia berjuang cukup keras, khususnya saat mengikuti test TOEFL yang ternyata harus dijalani berulang kali. Ia harus mengatasi kejenuhan dalam mengulang mempelajari bahan yang sama beberapa kali, tetapi ia tetap persisten dan akhirnya berhasil melewatinya dan berhasil berangkat ke Amerika. Berjuang di Negeri Orang Setiba di Amerika justru baru memulai perjuangan yang baru. Ia harus menghadapi kondisi keuangan yang cukup sulit saat Indonesia baru mengalami reformasi dan krisis ekonomi. Ia tidak putus asa dan menyerah. Ia mengajukan permohonan ke Dekan Universitas untuk dapat mempercepat masa studinya. Untuk itu ia harus bekerja lebih keras dari mahasiswa-mahasiswa lainnya. Ia bekerja part time menjadi assistant professor dan juga bekerja di Lab, dan karena ia mengambil lebih banyak mata kuliah untuk mempercepat penyelesaiannya, maka ia sudah terbiasa menghabiskan malam-malam dengan menulis paper hingga dini hari di perpustakaan. Tidur hanya beberapa jam saja adalah makanan sehari-hari. Tapi semua membuahkan keberhasilan saat ia menyelesaikan studi dengan cepat. Tertantang Mencari Pengalaman Bekerja di New York Setelah lulus ia tertantang untuk mencari pengalaman dengan bekerja di New York. Seorang sahabatnya orang Amerika di kampus memberinya inspirasi, “This is the land of opportunity. If you say you can work here, you can be successful.” Sebuah harapan dan keyakinan timbul dalam hatinya. Dalam waktu sekitar dua bulan, sesuai dengan yang ia tergetkan, akhirnya ia mendapat pekerjaan menjadi Assistant to Marketing Director di salah satu perusahaan di New York. Pengalaman ini justru menempa dirinya, terlebih lagi karena kendala bahasa yang jelas menuntutnya bekerja lebih keras lagi. Namun inilah yang menjadi batu loncatan menuju karir yang semakin matang di Indonesia. Sukses Merupakan Tahap Demi Tahap Chiat Peng memandang keberhasilan dengan bijak, namun hal ini membuatnya tidak pernah berhenti untuk meraihnya karena baginya selalu ada tahapan baru yang harus dilewati dengan kesuksesan, satu episode yang telah saya lalui itulah kesuksesan, tetapi masih ada episode berikutnya yang harus saya jalani. Tahap demi tahap di mana setiap tahapan harus saya selesaikan itulah keberhasilan dan saya harus memasuki tahapan berikutnya lagi sampai satu tahapan yang saya sendiri tidak tahu. Ia mengaku bahwa ia selalu termotivasi dan terinspirasi saat ia banyak melakukan traveling ke luar negeri dan bertemu dengan para pebisnis muda yang nampak sukses, maka ia kembali tertantang untuk mengikuti keberhasilan yang sama . Tips yang selalu ia anut untuk mencapai kesuksesan adalah tidak cepat menyerah apapun kondisinya dan harus menjadi tegar dan kuat seperti batu karang dalam segala keadaan. Ia yakin bahwa Tuhan sudah menciptakan setiap orang bukan untuk menjadi seorang yang gagal, namun apakah semuanya kembali tergantung kepada kita. Apakah gagal atau berhasil, semuanya ditentukan oleh masing-masing kita. Saya sangat percaya bahwa kesuksesan itu hak kita, namun mungkin jalannya saja yang berbeda satu sama lain. Impiannya Kini Chiat Peng kini memiliki impian membangun sebuah consulting company yang berfokus dalam bidang sales management. Setelah saya lalu lalang di dunia sales selama 10 tahun, saya melihat banyak perusahaan-perusahaan yang masih membutuhkan adanya advice dalam selling skill. Sosok muda ini sekarang memiliki satu tahapan yang baru dalam hidupnya yaitu membagikan pengalamannya dengan menjadi seorang trainer yang mampu menjadikan banyak perusahaan berhasil. Kesuksesan baginya juga adalah dapat berbagi pengalaman dengan para mahasiswanya dengan satu harapan bahwa mereka akan berkembang lebih baik darinya. Seperti yang selalu ia ucapkan pada dirinya sendiri, Jika orang lain bisa, mengapa saya tidak? Dan hal ini membawanya selalu mampu melalui setiap jalan hidupnya, maka hal yang sama juga hendak dibagikannya kepada mereka yang akan mendengarkan pengalamannya sebagai seorang Coach. Inilah Tjiauw Chiat Peng, sosok eksekutif muda yang memiliki prinsip hidup pantang menyerah dan justru selalu tertantang untuk mencapai yang lebih baik dalam hidupnya. Putera Sampoerna Penjemput Pasar Masa Depan Putera Sampoerna, mengguncang dunia bisnis Indonesia dengan menjual seluruh saham keluarganya di PT HM Sampoerna senilai Rp18,5 triliun, pada saat kinerjanya baik. Generasi ketiga keluarga Sampoerna yang belakangan bertindak sebagai CEO Sampoerna Strategic, ini memang seorang pebisnis visioner yang mampu menjangkau pasar masa depan. Berbagai langkahnya seringkali tidak terjangkau pebisnis lain sebelumnya. Dia mampu membuat sensasi (tapi terukur)dalam dunia bisnis. Sehingga pantas saja Warta Ekonomi menobatkan putra Liem Swie Ling (Aga Sampoerna) ini sebagai salah seorang Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005. Sebelumnya, majalah Forbes menempatkannya dalam peringkat ke-13 Southeast Asia’s 40 Richest 2004. Putera Sampoerna, pengusaha Indonesia kelahiran Schidam, Belanda, 13 Oktober 1947. Dia generasi ketiga dari keluarga Sampoerna di Indonesia. Adalah kakeknya Liem Seeng Tee yang mendirikan perusahaan rokok Sampoerna. Putera merupakan presiden direktur ketiga perusahaan rokok PT HM Sampoerna itu. Dia menggantikan ayahnya Aga Sampoerna. Kemudian, pada tahun 2000, Putera mengestafetkan kepemimpinan operasional perusahaan (presiden direktur) kepada anaknya, Michael Sampoerna. Dia sendiri duduk sebagai Presiden Komisaris PT HM Sampoerna Tbk, sampai saham keluarga Sampoerna (40%) di perusahaan yang sudah go public itu dijual kepada Philip Morris International, Maret 2005, senilai Rp18,5 triliun. Pria penggemar angka sembilan, lulusan Diocesan Boys School, Hong Kong, dan Carey Grammar High School, Melbourne, serta University of Houston, Texas, AS, itu sebelum memimpin PT HM Sampoerna, lebih dulu berkiprah di sebuah perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Malaysia. Kala itu, dia bermukim di Singapura bersama isteri tercintanya, Katie, keturunan Tionghoa warga Amerika Serikat. Dia mulai bergabung dalam operasional PT HM Sampoerna pada 1980. Enam tahun kemudian, tepatnya 1986, Putera dinobatkan menduduki tampuk kepemimpinan operasional PT HAM Sampoerna sebagai CEO (chief executive officer) menggantikani ayahnya, Aga Sampoerna. Namun ruh kepemimpinan masih saja melekat pada ayahnya. Baru setelah ayahnya meninggal pada tahun 1994,Putera benar-benar mengaktualisasikan kapasitas kepemimpinan dan naluri bisnisnya secara penuh. Dia pun merekrut profesional dalam negeri dan mancanegara untuk mendampinginya mengembangkan dan menggenjot kinerja perusahaan. Sungguh, perusahaan keluarga ini dikelola secara profesional dengan dukungan manajer profesional. Perusahaan ini juga go public, sahamnya menjadi unggulan di bursa efek Jakarta dan Surabaya. Ibarat sebuah kapal yang berlayar di samudera luas berombak besar, PT HM Sampoerna berhasil mengarunginya dengan berbagai kiat dan inovasi kreatif. Tidak hanya gemilang dalam melakukan inovasi produk inti bisnisnya, yakni rokok, namun juga berhasil mengekspansi peluang bisnis di segmen usaha lain, di antaranya dalam bidang supermarket dengan mengakuisisi Alfa dan sempat mendirikan Bank Sampoerna akhir tahun1980-an. Di bisnis rokok, HM Sampoerna adalah pelopor produk mild di tanah air, yakni rokok rendah tar dan nikotin. Pada tahun 1990-an, itu Putera Sampoerna dengan kreatif mengenalkan produk rokok terbaru: A Mild. Kala itu, Putera meluncurkan A Mild sebagai rokok rendah nikotin dan “taste to the future”, di tengah ramainya pasar rokok kretek. Kemudian perusahaan rokok lain mengikutinya. Dia memang seorang pebisnis visioner yang mampu menjangkau pasar masa depan. Berbagai langkahnya seringkali tidak terjangkau pebisnis lain sebelumnya. Dia mampu membuat sensasi (tapi terukur)dalam dunia bisnis. Langkahnya yang paling sensasional sepanjang sejarah sejak HM Sampoerna berdiri tahun 1913 adalah keputusannya menjual seluruh saham keluarga Sampoerna di PT HM Sampoerna Tbk (40%) ke Philip Morris International, Maret 2005. Keputusan itu sangat mengejutkan pelaku bisnis lainya. Sebab, kinerja HM Sampoerna kala itu (2004) dalam posisi sangat baik dengan berhasil memperoleh pendapatan bersih Rp15.000.000.000.000 dengan nilai produksi 41,2 miliar batang. Dalam posisi ketiga perusahaan rokok yang menguasai pasar, yakni menguasai 19,4% pangsa pasar rokok di Indonesia, setelah Gudang Garam dan Djarum. Mengapa Putera melepas perusahaan keluarga yang sudah berumur lebih dari 90 tahun ini? Itu pertanyaan yang muncul di tengah pelaku bisnis dan publik kala itu. Belakangan publik memahami visi Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi Majalah Warta Ekonomi ini ((Warta Ekonomi 28 Desember 2005). Dia melihat masa depan industri rokok di Indonesia akan makin sulit berkembang. Dia pun ingin menjemput pasar masa depan yang hanya dapat diraihnya dengan langkah kriatif dan revolusioner dalam bisnisnya. Secara revolusioner dia mengubah bisnis intinya dari bisnis rokok ke agroindustri dan infrastruktur. Hal ini terungkap dari langkah-langkahnya setelah enam bulan melepas saham di PT HM Sampoerna. Juga terungkap dari ucapan Angky Camaro, orang kepercayaan Putera: “Arahnya memang ke infrastruktur dan agroindustri.” Terakhir, di bawah bendera PT Sampoerna Strategic dia sempat berniat mengakuisisi PT Kiani Kertas, namun untuk sementara dia menolak melanjutkan negosiasi transaksi lantaran persyaratan yang diajukan Bank Mandiri dinilai tak sepadan. Dia pun dikabarkan akan memasuki bisnis jalan tol, jika faktor birokrasi dan kondisi sosial politik kondusif. Nama Putera Sampoerna Lahir Schidam, Belanda, 13 Oktober 1947 Isteri: Katie Anak: Michael Sampoerna Ayah: Aga Sampoerna (Liem Swie Ling) Kakek: Liem Seeng Tee Pekerjaan – CEO PT Sampoerna Strategic – Presiden Komisaris PT HM Sampoerna Pendidikan – Diocesan Boys School, Hong Kong – Carey Grammar High School, Melbourne – University of Houston, Texas, AS Pengusaha Muda Sukses – Mesin Jahit,Anak,dan Kue Kering Jalan berliku dijalani sejumlah pengusaha dalam membangun bisnis. Namun,lewat kerja keras dan inovasi, sukses kini diraih. Ada anggapan yang menyebutkan, berwirausaha atau menjadi pengusaha adalah persoalan bakat. Ternyata anggapan itu salah. Berwirausaha bisa dipelajari dan dilakukan siapa saja. Semua orang berkesempatan sama untuk menjadi pengusaha sukses. Namun dengan catatan, dalam menjalankannya harus didasari cinta dan minat yang mendalam. Itu akan memacu seseorang untuk mencurahkan segala perhatian dan energi agar usahanya berhasil. Strategi ini menjadi kunci keberhasilan Marius Widyarto yang sukses berbisnis industri garmen dengan produk kaos Caladi 59(C59). Merek kaos C59 diambil dari nama sebuah gang kecil di Kota Bandung. Melalui bendera PT Caladi Lima Sembilan, Marius berhasil membangun merek yang diminati masyarakat. Kini usahanya sudah memiliki delapan kantor cabang pemasaran yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Indonesia memiliki jumlah penduduk sekitar 230 juta jiwa yang semuanya dipastikan membutuhkan kaos,”tandasnya. Dalam menjalankan bisnis, Marius menggunakan resep ”sirik”(suka,imajinasi,relasi, inisiatif, dan komunikasi). Bermodalkan kesukaan, kata Marius, dia memahami betul apa yang sedang dikerjakan. Dengan begitu celah bisnis yang belum dilirik orang pun bisa dideteksi. Ketika awal membangun bisnis pada 1980, Marius mengandalkan desain kreatif yang belum banyak digarap orang. Saat membangun usahanya, Marius hanya bermodalkan sebuah mesin jahit yang didapat dari hasil menjual kado pernikahan. Lewat koleganya dia juga menggadaikan ijazah SMA ke pabrik agar bisa mendapat suplai bahan baku. Jika bukan atas dasar kepercayaan, pabrik kain tersebut tidak akan memberikan pinjaman bahan baku,” kenangnya saat dihubungi SINDO. Saat memperkenalkan produk C59 secara massal, Marius bekerja sama dengan penyelenggara Pameran Dirgantara di Bandung pada tahun 1986. Saat itu dia menawarkan produk kaos dengan desain tema-tema kedirgantaraan. Ternyata, desain kaos pria lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan Bandung 1980 itu laku keras. Dia pun kebanjiran pesanan. Lewat kaos C59, kini Mas Wid begitu dia biasa disapa, bisa meraup omzet sekitar Rp 5.600.000.000 miliar per tahun. Inovasi Inovasi menjadi modal utama Yesaya Surya Widjaya, pemilik PT Raja Baksomas Mandiri dalam menjalankan usaha. Meski hanya melanjutkan usaha keluarga, pria peraih master lulusan Universitas Hawaii Pacific bidang komputer ini justru semakin terpacu berinovasi. Sebelumnya, usaha keluarga yang dimiliki hanyalah sebuah restoran bakso. Lewat tangan dinginnya, restoran tersebutkinimenjadisebuahindustrimakananbeku(frozen). Mulai produk berbagai jenis bakso, ayam goreng, hingga sop buntut dalam kemasan beku tanpa bahan pengawet. Yesaya mulai menjalankan bisnis keluarganya itu sejak tahun 1998. Dalam pengembangannya, Yesaya mengemas konsep bisnis restoran dalam tiga bentuk yakni Bakso Super Resto, Super Bento,dan RBiz Resto. Awalnya saya melakukan pengembangan atas produkproduk yang sudah ada. Kemudian saya mulaimengeluarkan produk-produk baru. Inovasi adalah kunci penting dalam melakukan usaha,”paparnya. Kini dengan bekal keuletan dan kerja keras, PT Raja Baksomas Mandiri telah dipasarkan di 14 resto dengan menggandeng 40 mitra usaha. Sayap bisnisnya pun telah merambah hampir di seluruh kota di Indonesia, di antaranya Balikpapan- Kalimantan, Medan- Sumatra, Papua, dan beberapa kota di Pulau Jawa antara lain di Tegal, Kudus, Blitar, dan Malang, dengan total omzet sekitar Rp 5.000.000.000,- per tahun. Hal serupa juga dilakukan Herlina Mustikasari Mohammad, pemilik Lembaga Kursus Bahasa Inggris Easy Reader yang juga mengandalkan kekuatan inovasi dalam menjalankan bisnis. Ide awalnya dari upaya dia membantu anak sulungnya agar bisa cepat belajar membaca bahasa Inggris. Dari situ, Herlina justru menemukan metode sistem fonik. Cara ini terbukti jitu membantu anaknya belajar membaca bahasa Inggris dengan cepat. Tidak hanya itu, temuannya ini justru menjadi ceruk bisnis yang hingga saat ini digeluti.Awalnya Easy Reader hanya dibuka di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) City dan Pamulang Tangerang, kini telah berkembang dengan sistem kemitraan di wilayah Depok, Bogor, dan Jakarta. Hingga saat ini, Herlina telah membuka delapan buah lembaga pendidikan Easy Reader yang tersebar di Jabodetabek. Dengan konsep waralaba, kini Herlina berniat semakin memperlebar sayap bisnisnya di kota-kota lain di Indonesia.Usaha yang dibuka sejak tahun 2006 dengan modal awal Rp76.000.000,- juta itu kini telah mendatangkan omzet hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya.Modul pembelajaran bahasa Inggris yang ditemukan Herlina cukup membantu pendidikan kursus bahasa Inggris bagi murid-muridnya. KerjaKeras Dalam mencapai sukses, kerja keras menjadi modal bagi Andianto Setiabudi, pemilik Cipaganti Group, sebuah bisnis yang kini beromzet sekitar Rp 10.000.000.000,- per bulan. Meski hanya lulusan SMA, Andianto, pria kelahiran Banjarmasin, 5 Desember 1962 itu,tidak pernah merasa minder dalam menjalankan usaha. Sejak kecil,Andi, begitu dia biasa disapa sudah akrab dengan dunia pemasaran. Usai pulang sekolah,Andi kerap membantu ibunya berjualan kue kering. Pekerjaan ini dilakukannya sejak duduk di bangku SMA. Setelah menamatkan sekolah, Andi enggan mengikuti saran orangtuanya melanjutkan ke perguruan tinggi. Dia memilih berwirausaha. Dalam benaknya,uang untuk kuliah lebih baik dijadikan modal usaha.Sejak tahun 1986, dia mulai merintis jual beli mobil. Mobil bekas pertama adalah mobil boks orangtuanya. Dari hasil penjualan tersebut, dia membeli beberapa mobil bekas untuk dijual lagi. Namun setelah beberapa tahun bergumul dengan mobil bekas, pasaran mobil second mulai menurun. Dia pun akhirnya memilih banting setir dengan mulai usaha penyewaan mobil. Kini, Andi juga memiliki usaha yang bergerak di bidang properti. Berkat kerja kerasnya, dia mendapatkan penghargaan dari Enterprise 50 Award pada tahun 2004 dan Finalis Ernst & Young Entrepreneur of the Year 2005. Hendy Setiono, Miliarder Muda Indonesia Tidak ada alasan untuk tidak memulai bisnis, bagi yang merasa masih muda ini contoh yang pas sebagai inspirasi. Berbisnis tidak mengenal usia dan kondisi. Asal ada kemauan Insya Allah akan ada jalannya. Tulisan ini sebagai rangkaian inspiration story yang akan memuat kisah pengusaha sukses dari berbagai latar belakang. Tulisan ini saya ambil dari situsnya Pak Purdi E Chandra (www.purdiechandra.net) seorang Tokoh yang sangat saya kagumi. Beliau melalui Entrepreneur University telah banyak mencetak pengusaha baru di Indonesia. Baru-baru ini Pak Purdi mendapat predikat Gila dari Museum Rekor Indonesia karena prestasinya di bidang entrepreneur. Raih Berkah di Jalur Timur Tengah Namanya Hendy Setiono, pemuda Alumni Entrepreneur University Surabaya ini masih sangat muda, baru 25 tahun. Tapi sepak terjang bisnisnya sudah tak diragukan lagi. Kalau Anda menjumpai mobil Nissan X-Trail bernomor polisi K 38 AB di jalanan, itulah mobil Hendi. Pelat nomor seharga Rp 16 juta itulah yang membuat orang mudah mengenali dan menyapanya ketika sedang jalan-jalan dengan mobilnya. Biasanya tukang parkir menggoda, bayarnya pakai kebab saja. Pelat nomor sengaja dibuat K 38 AB untuk mendekati kata kebab. Berkat kebab inilah namaHendi sebagai pengusahamudasukses,terukir. Hendy adalah pendiri dan presiden direktur PT Baba Rafi Indonesia. Kebab Turki Baba Rafi adalah hasil inovasi bisnisnya. Dia memulai bisnis itu dengan modal hanya Rp 4.000.000. Dia enggan meminta bantuan orang tua. “Itu duit hasil pinjam arek-arek (teman-temannya, Red) dan saudara,” kisahnya. Outlet makanan ala Timur Tengah itu kini berjumlah 325, membentang dari kawasan super ramai seperti Jakarta hingga pelosok Ambon. Ratusan outlet itu dipantau dan disupervisi dari dua kantor operasional di kawasan Nginden, Surabaya, dan Pondok Labu, Jakarta. Tahun lalu omzet usahanya mencapai Rp 45 miliar, dan 25 persen di antaranya masuk kantongnya sebagai laba bersih. Tahun ini omzetnya saya targetkan Rp 60.000.000.000,-. Apa yang sudah dipunyai Hendy dari keberhasilannya berbisnis? Hendy tampak agak malu menjawab pertanyaan ini. Sekulum senyum kecil dikeluarkannya. “Apa ya? Ehm, ada beberapa, Mas. Alhamdulillah. Masak disebutkan?” katanya masih diiringi senyum. Dia terbatuk sebentar. agak ragu, tak lama kemudian, Hendy mulai menjawab. “Aset yang pertama saya beli Yamaha Mio,” ujarnya. Dia membeli motor itu beberapa bulan setelah memulai berbisnis. “Ke mana-mana saya pakai motor itu,” tuturnya. Setahun pertama, Hendi mengaku “hanya” mendapat penghasilan bersih per bulan Rp 20 juta. “Wah, rasanya sudah seneng banget. Baru umur 20 tahun, penghasilan sudah Rp 20 juta sebulan,” ceritanya. Setelah membeli Yamaha Mio? “Sekarang kasihan motor itu, sudah nggak muat nampung badan saya semakin melar. Jadi, cari motor yang agak gedean, pakai Harley-Davidson,” ujar nominator Asia’s Best Entrepreneur Under 25 versi Majalah BusinessWeek tersebut. Selain itu, Hendi punya dua rumah; satu di Jakarta dan satu lagi di Surabaya. Di Surabaya, dia membeli rumah di salah satu kawasan elite, Perumahan Bumi Galaxy Permai. Soal rumah yang satu ini, Hendi punya cerita tersendiri. “Ini rumah idaman saya,” tuturnya. Dulu, cerita Hendi, semasa masih duduk di bangku kuliah di Jurusan Teknik Informatika ITS, setiap pulang dari kampus, Hendi yang kala itu tinggal di Semolowaru, Surabaya, selalu melewati kawasan perumahan itu. Dia sering berhenti sejenak di perumahan elite itu. Saking seringnya mondar-mandir di perumahan itu sepulang dari kampus, dia sampai kenal dengan sejumlah satpam di sana. “Rumahnya besar-besar, megah-megah. Kelak saya ingin punya rumah seperti ini,” tekadnya ketika itu. Hendi mengaku terkagum-kagum dengan rumah-rumah di kawasan itu. “Bahkan, hujan saja nggak banjir, beda dengan rumah saya. Halaman depannya itu lebih luas daripada rumah saya di Semolowaru,” kisahnya. Dari proses itulah Hendi yakin bahwa mimpi yang terus disemai akan bisa mewujud jika diiringi pancangan semangat yang kuat untuk mewujudkannya. “Semuanya berangkat dari impian. Alhamdulillah, saya kemarin berangkat ke Jakarta (wawancara dengan Hendi dilakukan di Jakarta beberapa waktu lalu, Red) sudah dari rumah di Galaxy Bumi Permai,” ceritanya. “Kalau saya tidak berani mulai jualan pakai gerobak, semua mimpi itu hanya tinggal mimpi,” imbuhnya. Dengan segala apa yang dimiliki kini, Hendi lebih leluasa menyalurkan hobinya berjalan-jalan. Setiap mengisi seminar di berbagai kampus di Indonesia, dia selalu menyempatkan diri mengunjungi berbagai tempat wisata. “Saya lebih suka ke tempat wisata yang alami, lihat pantai, lihat hutan,” ujarnya. Jalan-jalan ke luar negeri juga sudah menjadi rutinitas yang sangat biasa bagi salah satu 10 Tokoh Pilihan 2006 versi majalah Tempo tersebut. “Dulu jalan-jalan ke luar negeri itu jadi mimpi, sesuatu yang wah, seolah nggak terjangkau. Alhamdulillah, sekarang udah sering,” tuturnya. Hendy tak melupakan sedekah. Dananya secara tetap didonasikan ke tujuh yayasan yatim-piatu. “Saya menyadari sulitnya kehidupan mereka karena orang tua saya juga bukan orang kaya,” katanya. Dia yakin, jika seseorang tak perhitungan dalam sedekah, rezeki yang diberikan Tuhan akan terus mengalir. “Saya yakin istilah inden rezeki. Orang biasanya membayar zakat 2,5 persen dari keuntungan. Saya membaliknya, sebelum ada untung, harus bayar zakat dulu,” ujarnya. “Pokoknya, kalau omzet turun, kita hajar dengan sedekah,” imbuhnya. Di luar itu Hendy hampir tidak pernah menghambur-hamburkan uang untuk hobi yang tidak jelas. Misal, clubbing di tempat hiburan malam. “Kalau jalan-jalan ke mal, itu rutin. Tapi, saya dan keluarga tidak konsumtif. Paling-paling hanya lihat tren fashion saat ini untuk diterapkan ke bisnis saya. Misalnya, untuk desain pakaian karyawan dan outlet-outlet,” ujar pria kelahiran 30 Maret 1983 itu. Ketika jalan-jalan itu, Hendi tak khawatir dengan roda bisnisnya. “Owner-nya bisa jalan-jalan, yang mantau manajemen di Surabaya dan Jakarta.” Hendy lebih suka memakai uangnya untuk melebarkan sayap bisnis. Dia yakin bahwa tak boleh ada kata berpuas diri dalam jiwa seorang pebisnis. Dia kini meretas gerai Roti Maryam Aba-Abi, roti khas Timur Tengah. “Sekarang baru 40 outlet, mayoritas masih di Jatim,” kata Hendi yang, bersama aktris Dian Sastro dan Artika Sari Devi, menjadi duta Wirausaha Muda Mandiri tersebut. Tak hanya itu, insting bisnis yang kuat membawa pria berbadan subur itu mendirikan Baba Rafi Palace. Sudah dua pondokan megah yang disewakan di Surabaya. “Di Siwalankerto, ada 18 kamar dengan tarif Rp 700 ribu per bulan per kamar. Lalu di Prapanca ada 16 kamar, tarifnya Rp 1,2 juta per bulan,” ujarnya. Satu lini bisnis makanan juga sedang disiapkan Hendy. “Lagi ngerjakan Piramida Pizza. Kalau biasanya pizza ditaruh loyang, ini mau ditaruh di cone. Jadi, makan pizza bisa sambil jalan-jalan, seperti makan es krim,” terang bapak dengan tiga anak itu. Dia juga bakal berekspansi ke luar negeri. “Di Malaysia saya baru aja bikin Baba Rafi Malaysia Sdn Berhad. Target awalnya mendirikan 25 outlet kebab,” ujarnya. Dari UKM(elarat) ke UKM(iliaran) Hendy memulai bisnis dengan terseok-seok. “Tentu tidak langsung bombastis seperti sekarang. Saya harus jatuh bangun, berdarah-darah.” Dia mengisahkan, saat baru dua minggu berjualan kebab dengan satu gerobak di kawasan Nginden, Surabaya, orang yang diajaknya berjualan sakit. Dari semula berjualan berdua, dia pun memutuskan menunggui gerobaknya seorang diri. “Ndilalah hari itu hujan deras, jadi sepi,” ceritanya. Untuk menghibur diri, hasil jualan hari itu dibelikan makanan di warung sebelah tempat gerobaknya berdiri. “Di sana ada warung sea food. Saat saya membayar, eh ternyata lebih mahal daripada hasil jualan saya. Jadi, malah rugi,” kisahnya. Hendy memulai bisnis kala berusia 20 tahun. Dia berhenti kuliah di Jurusan Teknik Informatika ITS saat masuk tahun kedua. “Belum sempat di-DO (drop out, Red), saya OD, out dhewe (keluar sendiri, Red),” ujarnya lantas tertawa. Ibunya yang pensiunan guru dan bapaknya yang bekerja di sebuah perusahaan di Qatar shock melihat keputusan Hendy. “Orang tua saya ingin saya selesai kuliah, lalu kerja di perusahaan. Bukan malah jualan pakai gerobak,” katanya. Namun, Hendi bergeming. “Setelah berhasil, orang tua malah ingin ikut-ikutan berbisnis,” kata ayahanda Rafi Darmawan, 5, Reva Audrey Sahira, 3, dan Ready Enterprise, 1. Kini bisnisnya terus membesar. Dari hanya satu karyawan, kini perusahaannya mempekerjakan 700 karyawan. “Yang jadi manajemen inti 200 orang. Semuanya lulusan S1 dan S2,” ceritanya, bangga. Dia mengibaratkan perjalanan bisnisnya dengan dua istilah UKM yang berbeda. “Dulu kami hanya UKM, usaha kecil melarat. Sekarang masih UKM, tapi usaha kecil miliaran,” tuturnya. Sekarang ada satu mimpi yang bakal diwujudkan tahun ini. “Saya ingin mengajak semua keluarga jalan-jalan ke Eropa.” KISAH usaha yang dimulai dari nol, lalu menuai sukses, mungkin bukan hal baru. Berwirausaha dari nol bukanlah sebuah perkara mudah. Di tengah jalan, selalu saja muncul berbagai rintangan. Tetapi kisah perjalanan bisnis mereka yang merintis usaha dari nol kemudian mencapai sukses tetap menarik untuk disimak. Terlebih jika kisah tersebut dilakoni mereka yang berusia muda. Lantas, apa rahasia sukses para pengusaha muda? Meminjam istilah Jennie S Bev, penulis juga pengajar asal Indonesia yang bermukim di California, Amerika Serikat (AS) dalam pengantar buku Kumpulan Kisah Para Pengusaha Muda yang Sukses Berbisnis dari Nol, Rahasia Jadi Entrepreneur Muda (DAR! Mizan, 2008) karya Faif Yusuf, untuk berwirausaha sebenarnya sangat mudah, yaitu dengan meningkatkan mindset dan mulai membuka bisnis sendiri. Dalam pandangan Jennie, setiap orang adalah personifikasi sukses itu sendiri. Sebab, success is a mindset, it is not a journey or destination (sukses adalah cara berpikir atau bersikap, bukan perjalanan maupun tujuan). Tetapi anggapan di masyarakat masih lazim ditemukan bahwa berwirausaha identik dengan para pengusaha besar dan mapan. Tidak jarang pula yang beranggapan bahwa wirausaha semata-mata hanya untuk mengejar kekayaan. Itu sebabnya, jika berbicara tentang sosok pengusaha sukses, yang selalu dijadikan barometer adalah bagaimana para pengusaha itu menciptakan kekayaan melimpah melalui bisnis yang dibangun. Padahal tidak selalu demikian. Menurut pengusaha muda ternama, Sandiaga Salahudin Uno, keberanian dan optimisme merupakan modal awal yang harus dimiliki seseorang untuk menekuni wirausaha. Setelah itu, kata pria yang kerap disapa Sandi ini, memilih usaha sesuai minat dan bakat dengan melihat peluang di pasar. Dengan minat yang besar, akan timbul gairah dan semangat menjalani, memelihara, dan membesarkannya. “Terakhir, just do it now. Jangan terlalu berhitung, putuskan, mulai, dan kerjakan sekarang juga!” ungkap mantan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) periode 2005-2008 ini. Optimisme yang diungkapkan Sandi tampaknya menjadi modal utama sejumlah pengusaha muda sukses. Sebut saja Henry Indraguna, pemilik The Auto Bridal Indonesia, tempat cuci mobil “busa salju”. Sebelum mendirikan tempat cuci mobil yang kini beromzet Rp7,5 miliar per bulan,pria kelahiran Bandung,28 Agustus 1973 ,ini jatuh bangun dalam berusaha. Berbagai bentuk usaha dijalaninya, tetapi berkali-kali juga dia bangkrut dan kembali ke titik nol. Pria lulusan Universitas Maranatha Bandung yang semasa kuliah pernah berjualan ayam goreng ini pernah menjadi salesman berbagai produk elektronik hingga mainan. Dia pernah menjadi salesman besar produk mainan asal China yang menyuplai ke beberapa toko mainan di Bandung. Bahkan, seusai lulus kuliah Henry pernah dipercaya mendistribusikan kartu chip Telkom senilai Rp20 miliar. Tetapi hasil kerja kerasnya lindap dalam sekejap akibat kebiasaannya berfoya-foya. Kebiasaan buruk itu pun sirna setelah dia menikahi Fangky Christina pada 2003. Berkat ide membuka usaha cuci mobil dari mertuanya dengan bermodalkan Rp150 juta, dia mulai membuka usaha cuci mobil pada akhir 2003. “Jumlah ini sebenarnya cukup kecil untuk membuka usaha,” ujar Henry. Dari modal sebesar itu, Rp35 juta dia gunakan untuk menyewa tempat seharga Rp75 juta. Sisanya dibayar setelah tiga bulan usahanya berjalan. Sisa dari modal untuk peralatan. Tetapi Henry terpaksa berutang untuk menutupi kekurangan biaya peralatan. Pada awalnya usaha Henry kurang diminati masyarakat. Tetapi bagi Henry hal itu adalah part of game yang harus dilaluinya. Keinginannya untuk mengubah citra tempat cuci mobil, yang kotor menjadi bersih dan nyaman, diwujudkan dengan inovasi cuci salju lewat The Auto Bridal. Henry pun terus melakukan inovasi dalam bisnisnya mulai cuci mobil es krim, salon mobil, motor bridal. Setiap bulan, The Auto Bridal Indonesia minimal melayani 120.000 mobil dengan ongkos cuci Rp35 ribu per mobil. “Biasanya keuntungan yang didapat 100 persen dari modal,” papar Henry. Henry meraih penghargaan Outstanding Entrepreneurship Award Asia Pacific Entrepreneurship Award (AFEA) 2008. The Auto Bridal Indonesia saat ini sudah mempunyai 84 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Henry kini sedang berupaya melebarkan sayap bisnisnya ke negeri jiran Malaysia. Kisah sukses lainnya ditunjukkan Yesaya Surya Widjaya, pemilik PT Raja Bakso mas Mandiri yang kini sudah memiliki 14 restoran dan 40 mitra. Yesaya, pria peraih master lulusan Hawaii Pacific University bidang komputer, mengembangkan bakso dan makanan beku (frozen food) dengan aneka rasa seafood. Yesaya awalnya hanya menjalankan bisnis orangtuanya yang dibangun pada 1982. Karena sering membantu melayani pelanggan sejak kecil, pria kelahiran Jakarta, 31 Januari 1971, ini sangat akrab dengan dunia kuliner. Setelah menamatkan pendidikan S-2 pada 1998, Yesaya mulai mempelajari manajemen kerja restoran. Dari situlah dia mengamati kegemaran masyarakat terhadap selera makan yang akhirnya menginspirasi mengembangkan usaha bakso dengan aneka rasa. Pada 2002 dia mulai membuka gerai baksonya secara serius dengan bendera PT Raja Baksomas Mandiri. Awalnya dia membuka lima gerai di kawasan Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta Utara, dan satu gerai di Kemayoran. Untuk membuka gerai di Kemayoran, Yesaya dibantu modal dari orangtuanya sebesar Rp55 juta.Yesaya juga berinovasi dengan membuat makanan beku. Kini lewat usahanya,Yesaya bisa meraih omzet Rp 200.000.000 per bulan. Kisah-kisah sukses yang ditunjukkan Henry dan Yesaya seperti juga diungkapkan Faif dalam bukunya. Keberhasilan berwirausaha tidaklah semata-mata dinilai dari seberapa berhasil seseorang mengumpulkan kekayaan, tapi lebih bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, dan menjalankan usaha dari sesuatu yang tidak ada sebelumnya atau belum berjalan.