Sondag 07 April 2013

Pertamina Bakal Ambil Alih SPBU Petronas

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) berencana mengakuisisi sembilan stasiun pengisian bahan bakar untuk umum milik Petronas, perusahaan minyak dan gas bumi asal Malaysia, yang beroperasi di Indonesia. Hal ini untuk memperkuat dominasi perusahaan minyak dan gas bumi milik negara itu dalam bisnis penyaluran bahan bakar minyak nonsubsidi. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Umi Asngadah, di Jakarta, Selasa (2/4/2013), membenarkan rencana Pertamina mengakuisisi sebagian SPBU milik Petronas. Pada tahap awal, Pertamina akan mengakuisisi sembilan SPBU Petronas. Untuk itu, PT Pertamina cukup melaporkan rencana bisnis tersebut ke Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM. Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Djoko Iswanto menyatakan, saat ini Petronas memiliki 19 SPBU di Indonesia, antara lain di Jakarta dan Bandung. Proses akuisisi itu melalui proses lelang dan telah dilaporkan ke BPH Migas. Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina Ali Mundakir menyampaikan, proses akuisisi sebagian SPBU asing tersebut saat ini dalam tahap final. ”Sementara ini, hanya sebagian dari total jumlah SPBU milik mereka yang akan kami akuisisi. Dalam bisnis ritel BBM, pertimbangan utama untuk memutuskan mengakuisisi sebuah SPBU adalah lokasinya harus strategis,” kata Ali. Pihaknya menargetkan, tahun ini proses akuisisi itu bisa tuntas. Terkait dengan bisnis ritel BBM nonsubsidi PT Pertamina, Manajer Pemasaran Ritel BBM Nonsubsidi PT Pertamina Waljiyanto menuturkan, saat ini PT Pertamina menguasai 80 persen total pangsa pasar BBM nonsubsidi di Indonesia. Salah satu strategi meningkatkan porsi pasar perusahaan itu adalah dengan akuisisi SPBU asing, seperti Petronas. Sejauh ini tren penjualan BBM nonsubsidi terus meningkat. Realisasi penjualan Pertamax triwulan I-2013 naik lebih dari 5 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, sementara Pertamina Dex lebih dari 10 persen. ”Kami siap meningkatkan volume produksi BBM nonsubsidi jenis Pertamax ataupun Pertamina Dex dengan menambah kapasitas produksinya di beberapa kilang Pertamina,” ujar Waljiyanto. Kenaikan konsumsi BBM nonsubsidi tersebut disebabkan meningkatnya kesadaran pengguna mobil memakai BBM nonsubsidi dan adanya peraturan pemerintah yang melarang pemakaian BBM bersubsidi bagi mobil dinas serta kendaraan operasional pertambangan dan perkebunan. (EVY/TIA)

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking